<p>Pekerja menyelesaikan proses pembuatan alat kesehatan di pabrik CV. Nuri Teknik (Nuritek) medical di Cianjur, Jawa Barat. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sektor Industri Ditaksir Tumbuh 5,5 Persen pada 2022, Tapi...

  • Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis pertumbuhan industri pada 2022 akan mampu menyentuh 5% - 5,5%.
Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis pertumbuhan industri pada 2022 akan mampu menyentuh 5%-5,5%.

Proyeksi pertumbuhan ini bisa tercapai apabila tidak terjadi gelombang besar kasus COVID-19 di Tanah Air. Oleh karena itu, berbagai program dan kebijakan strategis yang mendukung laju kinerja sektor industri terus digulirkan guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Untuk tahun ini targetnya (pertumbuhan industri) sebesar 4,5 sampai 5  persen, sedangkan tahun depan 5 sampai 5,5 persen,” kata Agus dilansir dari laman Kemenperin, Jumat 10 Oktober 2021. 

Pada kuartal II-2021, sektor industri manufaktur mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 6,91%, meskipun di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19.

“Tentunya kita berharap laporan kuartal III-2021 yang akan dirilis awal Oktober 2021 ini akan terus menumbuhkan optimisme bagi kita untuk menjalankan pembangunan di sektor industri manufaktur,” terangnya.

Agus menegaskan pihaknya tetap fokus menjalankan program dan kebijakan unggulan yang dapat menopang performa sektor industri. Misalnya, pelaksanaan program substitusi impor 35% pada 2022. 

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, awalnya terdapat lima sektor yang menjadi prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Namun, di tengah pandemi COVID-19, Kemenperin menambahkan dua sektor lagi untuk menopang perekonomian nasional.

“Ketujuh sektor potensial itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan, serta farmasi,” sebutnya. 

Aspirasi besarnya, dari kinerja tujuh sektor tersebut, Indonesia bisa menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

Dalam catatan Kemenperin, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada triwulan II-2021 sebesar 17,34%. Adapun lima kontributor terbesar sektor industri terhadap PDB nasional adalah industri makanan dan minuman.

Kemudian, industri kimia, farmasi dan obat, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, industri alat angkut, serta industri tekstil dan pakaian jadi.

Sementara itu, data Bank Dunia menunjukkan sepanjang 2020 Indonesia masih mampu mempertahankan status sebagai negara industri atau manufactured based dengan kontribusi sektor (migas dan nonmigas) terhadap PDB nasional melampaui 18%.

Tercermin dari data nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) Indonesia yang mencapai US$281 miliar atau tertinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya.