<p>Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten 28 April 2020. Untuk menekan penyebaran Corona, Dinas Kesehatan Kota Tangerang rutin mengadakan swab test bagi warga yang diadakan setiap 2 kali seminggu. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Sektor Kesehatan Jadi Primadona, Pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) Melejit 754 Persen

  • Emiten bidang kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk mencatat kenaikan pendapatan hingga 754% dibandingkan kuartal I-2020.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Emiten bidang kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk mencatat kenaikan pendapatan hingga 754% dibandingkan kuartal I-2020.

Pendapatan perusahaan terkerek naik dari Rp26,71 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp228,16 miliar pada kuartal I-2021. Adapun segmen alat kesehatan invitro tercatat tumbuh paling pesat hingga 753,9% menjadi Rp226,07 miliar. 

Jika dilihat berdasarkan kemitraan, pendapatan terbanyak IRRA disumbangkan dari PT Sinergi Utama Sejahtera sebanyak Rp46,9 miliar atau setara 20,59% dari total penjualan. Penjualan terbanyak berikutnya ialah ke PT Indofarma Global Medika sebesar Rp29,2 miliar atau 12,81% dari total penjualan.

Emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi ini kemudian membukukan laba bersih Rp20,91 miliar pada kuartal I-2021. Capaian itu lebih tinggi 853% dibandingkan kuartal I-2020 yang sebesar Rp2,19 miliar. 

Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif mengatakan lonjakan laba bersih itu membuat margin keuntungan perusahaan ikut melebar. Margin laba usaha perusahaan melonjak dari 5,2% pada kuartal I-2020 menjadi 11,5% pada kuartal I-2021. Secara beriringan, margin laba bersih ikut naik dari 8,3% pada kuartal I 2020 menjadi 9,2% pada kuartal I-2021.

“Perolehan pendapatan perseroan kuartal I-2021 ini setara dengan 20-22% dari target pendapatan tahun ini. Kami optimistis kinerja keuangan tahun ini bisa sesuai target,” kata Heru dalam keterangan resmi, Selasa 20 April 2021.

Dengan demikian, laba per saham atau earning per price (EPS) IRRA melesat dari Rp1 menjadi Rp14 per lembar saham pada kuartal I 2021. Tidak hanya itu, kinerja stabil ini menjadi momentum IRRA menaikkan aset perusahaan.

Secara kuartalan, total aset perusahaan naik dari Rp535,27 miliar pada kuartal IV 2020 menjadi Rp728,73 miliar pada kuartal I 2021.

Adapun total liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp465,55 miliar dan Rp263,18 miliar pada kuartal I 2021. Dengan demikian, debt to equity ratio (DER) perusahaan tercatat pada posisi 1,7 kali. Ini berarti, total kewajiban utang perusahaan nilainya hampir dua kali lipat dari modal bersih yang dimiliki perusahaan.

Heru menyebut bakal coba menaikan pendapatan dan laba bersih hingga 80% hingga 100% pada tahun ini untuk meredam jumlah liabilitas perusahaan. Dirinya optimistis kebutuhan yang tinggi terhadap alat kesehatan di masa pandemi ini membawa dampak positif terhadap kinerja perusahaan.

“Kami optimistis kinerja keuangan tahun ini bisa sesuai target. Optimisme didukung penjualan produk swab antigen test, mesin plasma darah, dan produk alat suntik ADS, ditambah pemasaran produk baru,” pungkas Heru. (LRD)