Ambisi Jokowi Lewat LPI (Serial 1): Sektor Lain Sabar Dulu, Dana SWF Masih Fokus Infrastruktur
Tim Pengkaji Pembentukan SWF dari Kementerian BUMN Arief Budiman mengatakan, fokus utama penggunaan dana SWF pada tahun depan akan dimulai pada proyek infrastruktur, seperti tol dan bandara. Namun tidak menutup kemungkinan bakal dikembangkan ke sektor lain, termasuk pariwisata dan ritel.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah memasang target penghimpunan dana US$20 miliar atau Rp283,42 triliun (kurs Jisdor Rp14.171 per dolar Amerika Serikat/AS) dari Lembaga Pengelolaan Investasi atau LPI (Sovereign Wealth Fund/SWF).
Rinciannya, US$5 miliar atau Rp70,85 triliun berasal dari pemerintah. Sisanya, US$15 miliar atau Rp212,56 triliun dari investasi asing alias foreign direct investment (FDI).
Tim Pengkaji Pembentukan SWF dari Kementerian BUMN Arief Budiman mengatakan, fokus utama penggunaan dana SWF pada tahun depan akan dimulai pada proyek infrastruktur, seperti tol dan bandara. Namun tidak menutup kemungkinan bakal dikembangkan ke sektor lain, termasuk pariwisata dan ritel.
“Jadi bukan berarti kita ekslusif untuk sektor infrastruktur karena yang lainnya juga ada minat ya. Tapi memang situasi pandemi kalau kita bicara pariwisata mungkin butuh waktu sampai akhir tahun (2021) kali ya,” tutur Arief kepada TrenAsia.com, Minggu, 13 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Walau begitu, Arief menegaskan bahwa lembaga SWF ini nantinya tidak hanya fokus untuk pendanaan proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya. Proyek-proyek di luar itu juga berpotensi mendapatkan pendanaan selama dianggap layak oleh dewan direktur SWF.
“Kebetulan saja ya memang sebagian besar kalau kita jujur, banyak infrastruktur itu banyak di BUMN. Tapi kalau dalam scope-nya (jangkauannya) enggak ekslusif ke BUMN,” tambah dia.
Fokus utama penggunaan dana SWF untuk sektor infrasruktur ini juga dikonfirmasi oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto. Dia mengungkapkan bahwa kemungkinan penggunaan awal dana SWF masih fokus pada investasi yang bersifat pembangunan.
Skema Pendanaan
Dalam invetasi ini, kata dia, SWF bakal membeli sebagian ekuitas dari proyek infrastruktur dengan nilai beragam. Misalnya 49%-51% dari keseluruhan nilai proyek. Dana pembelian itu nantinya bisa digunakan oleh perusahaan untuk membenahi utang-utang bank atau pembiayaan proyek baru.
Sekarang, sambung Seto, pemerintah tengah mengkaji beberapa proyek yang bakal diberikan dana SWF. Pemberian dana itu bisa melalui pembelian saham atau dalam bentuk ekuitas.
“Saya pikir udah ada beberapa proyek yang menarik investor. Ini juga sedang ada proses dengan investor dari luar negeri juga,” ungkap Seto kepada TrenAsia.com.
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menghimpun dana senilai US$6 miliar Rp85,03 triliun untuk SWF. Dana itu didapat menyusul hasil kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ke luar negeri pada akhir November hingga awal Desember lalu.
Rinciannya, US$4 miliar atau Rp56,68 triliun didapat dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Sisanya, US$2 miliar atau Rp28,34 triliun dari Development Finance Corporation (DFC), AS. (SKO)
Artikel ini akan bersambung ke bagian kedua terbit berikutnya berjudul “Ambisi Jokowi Lewat LPI (Serial 2): Bidik Investasi Rp283,42 Triliun, Ini 8 Emiten Bakal Kecipratan Berkah SWF.”