<p>Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan furniture di PT Funisia Perkasa, Juru Mudi Baru Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, Selasa 13 Oktober 2020. Dimasa pandemi walaupun pasar lokal sedikit berkurang namun pemintaan dari pasar ekspor cukup tinggi walaupun terkendala dalam proses pengiriman. Pengusaha berharap agar pemerintah bisa tetap mendukung dan memperhatikan sektor industri ini khususnya dalam hal ekspor produk. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Sektor Perdagangan Terus Bersiap Jelang Pengumuman Resesi

  • JAKARTA – Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menyatakan terus menyiapkan sejumlah kebijakan di sektor perdagangan untuk mengantisipasi pengumuman resesi ekonomi. Kebijakan itu antara lain pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok (bapok), jaminan distribusi, penugasan BUMN untuk penyerapan dan impor. Kemudian, pengadaan operasi pasar, serta penerapan instrumen kebijakan harga dan ketersediaan. “Kebijakan tersebut yaitu menjaga stabilitas harga […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menyatakan terus menyiapkan sejumlah kebijakan di sektor perdagangan untuk mengantisipasi pengumuman resesi ekonomi.

Kebijakan itu antara lain pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok (bapok), jaminan distribusi, penugasan BUMN untuk penyerapan dan impor. Kemudian, pengadaan operasi pasar, serta penerapan instrumen kebijakan harga dan ketersediaan.

“Kebijakan tersebut yaitu menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) dan meningkatkan konsumsi masyarakat,” kata Agus, dikutip Selasa, 27 Oktober 2020.

Sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahun kalender pada September 2020 sebesar 0,89% dengan tingkat inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 1,42%. Selama pandemi, laju inflasi cenderung bergerak rendah karena tidak banyak permintaan.

Oleh karena itu, inflasi diperkirakan 2%-4 % dalam outlook 2020, sementara asumsi RAPBN 2021, inflasi ditargetkan berada pada level 3%. Inflasi nasional selama Januari-September cukup rendah sebesar 0,89 year-to-date dengan deflasi volatile food atau bergejolak sebesar -0,28 year to date.

Angka inflasi yang cukup rendah ini mengindikasikan upaya Kemendag untuk menjaga stabilisasi harga bahan pokok selama tahun 2020 cukup efektif. Dengan kata lain, tidak tercatat lonjakan harga dan kelangkaan barang yang dapat memperburuk dampak pelemahan ekonomi karena pandemi.

Deflasi pada September 2020 menandai telah terjadinya deflasi dalam tiga bulan terakhir secara berturut-turut. Deflasi ini mengindikasikan permintaan domestik yang masih belum pulih, meskipun terjadi penurunan harga pada beberapa barang kebutuhan masyarakat, termasuk penurunan harga bapok.

Ekspor Membaik

Meski konsumsi dalam negeri masih lemah, sektor perdagangan cukup terbantu dengan tumbuhnya kinerja ekspor nasional. Pada periode Januari-September 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$13,51 miliar yang dihasilkan dari surplus sektor nonmigas sebesar US$18,18 miliar dan defisit neraca sektor migas sebesar US$4,66 miliar.

“Surplus kumulatif ini bahkan sudah melampaui surplus perdagangan pada 2017 yang mencapai US$11,8 miliar, atau yang tertinggi sejak tahun 2012.”

Ekspor nonmigas September 2020 tercatat US$13,31 miliar atau naik 0,21% dibandingkan September 2019. Tumbuhnya ekspor nonmigas disebabkan melonjaknya ekspor sektor pertanian dan industri, masing-masing sebesar 20,8% dan 7,4% month to month (MoM).

Tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia masih didominasi oleh Tiongkok (18,37% dari total nilai ekspor ke dunia). Lalu Amerika Serikat (12,14%), dan Uni Eropa (8,56%).