<p>Pekerja melakukan bongkar muat semen yang akan dimasukkan ke dalam kapal muatan barang di dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu,  19 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Sektor Semen Nasional Mulai Membaik, Begini Nasib SMGR dan INTP

  • Sektor semen nasional mulai tampak mengalami perbaikan usai mengalami pelemahan penjualan dan konsumsi domestik yang cukup signifikan, didominasi pada wilayah Jawa.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Sektor semen nasional mulai tampak mengalami perbaikan usai mengalami pelemahan penjualan dan konsumsi domestik yang cukup signifikan, didominasi pada wilayah Jawa.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel Aditya Widjaja mengatakan masa pemulihan sektor semen mulai terlihat, terutama pada pekan pertama Mei 2023 pascalibur Idulfitri. 

Daniel melihat volume penjualan semen akan terus mengalami peningkatan hingga kuartal IV-2023 dengan katalis dari pembangunan ibukota baru di Kalimantan dengan pertumbuhan penjualan di daerah luar Jawa yang terus mencatatkan kinerja fantastis.

“Kami tetap mempertahankan proyeksi untuk volume penjualan semen nasional dapat tumbuh 2-3 persen year-on-year (yoy) pada tahun ini,” ujarnya ketika dikonfirmasi belum lama ini.

Melihat kondisi saat ini, Daniel menegaskan kembali peringkat netral untuk sektor semen dengan memperkirakan adanya kenaikan volume penjualan pada semester kedua 2023, terutama dengan potensi permintaan yang besar dari proyek-proyek di luar Jawa. 

Dia juga merevisi rekomendasi beli untuk saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dengan target harga Rp7.600 per unit dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan target harga Rp12.200 per lembar saham.

“Adapun risiko utama yang perlu diperhatikan adalah permintaan semen yang menurun dan kenaikan biaya distribusi,” paparnya.

Pelemahan Penjualan

Ujian sektor semen masih terasa hingga April 2023 yang ditunjukkan dengan pelemahan penjualan semen domestik mencapai 31% yoy menjadi 3 juta ton dengan koreksi secara kumulatif sebesar 11,9% menjadi 17,3 juta ton selama empat bulan pertama tahun ini.

Penjualan semen kantung tercatat sebesar 2,1 juta ton atau anjlok 33,8%. Begitupula dengan penjualan semen curah yang mengalami kontraksi dengan mencatatkan penjualan sebanyak 893 ribu ton atau melemah hingga 23,2% yoy.

Jawa Terkena Dampak Terbesar

Penurunan konsumsi semen pada April 2023 terjadi serempak di seluruh wilayah Indonesia, di mana Jawa Tengah yang paling terdampak dengan penurunan terbesar mencapai 45,1% yoy menjadi hanya 312,2 ribu ton, diikuti oleh Jawa Timur anjlok 38,2% yoy menjadi 354 ribu ton, dan Jakarta susut 32% yoy menjadi 112.5 ribu ton. 

Daerah di luar jawa khususnya Kalimantan juga turun 22,4% yoy menjadi 234.5 ribu ton dan Nusa Tenggara melemah 24,3% yoy menjadi 191 ribu ton. Kendati begitu, secara kumulatif hingga April 2023, konsumsi semen di daerah Kalimantan masih cenderung flat menjadi 1,3 juta ton dan daerah Nusa Tenggara dapat tumbuh 4,4% yoy menjadi 1 juta ton.