Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Sekuritas Berikan Rekomendasi Variatif untuk ADRO, ITMG, dan ADMR di Sektor Batu Bara

  • Sejumlah analis saham menilai bahwa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menerima rekomendasi yang bervariasi terkait batu bara termal dan batu bara metalurgi.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Sejumlah analis saham menilai bahwa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menerima rekomendasi yang bervariasi terkait batu bara termal dan batu bara metalurgi.

Emiten dengan kode ADMR yang fokus pada tambang batu bara metalurgi mendapatkan rekomendasi overweight dari analis JP Morgan, yaitu Arnanto Januri, Sumedh Samant, dan Henry Wibowo, seiring dengan prospek positif yang dimiliki batu bara jenis tersebut.

“Peringkat ini diberikan berdasarkan prospek positif permintaan batu bara metalurgi, di mana India, yang mengimpor sekitar 20%-25% pasokan batu bara global, diperkirakan akan terus mempertahankan permintaan,” jelasnya dalam riset dikutip pada Jumat, 4 Oktober 2024. 

Bahkan, kata mereka, India diprediksi akan meningkatkan permintaan batu bara metalurgi untuk mendukung pertumbuhan produksi baja, yang tumbuh 13% (Year-on-Year/YoY) pada semester I-2024, lebih tinggi dari 12% YoY pada semester I-2023.

Sebagai hasilnya, JP Morgan memberikan target harga sebesar Rp1.750 per saham untuk ADMR hingga Desember 2025. Dengan harga saham ADMR saat ini di level Rp1.505, investor berpotensi mendapatkan cuan sebesar 16,28%.

Di sisi lain, pasokan batu bara termal dari Australia diperkirakan akan terbatas akibat meningkatnya royalti ekspor yang mencapai 50%. JP Morgan juga memproyeksikan harga batu bara metalurgi akan mencapai US$255 per ton pada 2025, naik dari harga spot saat ini sebesar US$201 per ton.

Laporan tersebut menyatakan, “Pandangan kami yang positif terhadap batu bara metalurgi didukung oleh permintaan impor yang kuat dari India dan Tiongkok, ditambah dengan pasokan yang terbatas dari Australia.”

Selain faktor komoditas, prospek ADMR juga didukung oleh proyeksi pertumbuhan volume produksi yang akan tumbuh sebesar 21% CAGR pada 2022–2025, serta CAGR pendapatan sebesar 16% berdasarkan perkiraan harga batu bara metalurgi antara US$247–US$255 per ton pada 2024–2025.

“Kami memperkirakan EBITDA per ton akan melebihi US$100, yang cukup untuk mendukung belanja modal proyek peleburan aluminium senilai US$1,5 miliar.”

ADRO dan ITMG

Sementara itu, JP Morgan memberikan rekomendasi netral untuk dua emiten tambang lainnya, ADRO dan ITMG. Mengapa demikian? Ini kaitannya dengan proyeksi harga batu bara yang erat kaitannya dengan harga gas.

Lembaga keuangan tersebut optimis terhadap harga gas yang dipengaruhi oleh risiko gangguan pasokan dari berbagai faktor, termasuk pemeliharaan fasilitas produksi di Norwegia, ketidakpastian pasokan dari Rusia, dan meningkatnya permintaan dari Eropa dan Asia, terutama LNG.

“Prakiraan harga gas 2024–2025 kami mencapai $13/mmbtu, yang kami yakini akan mendukung harga batu bara Newcastle di level US$135 per ton pada 2024–2025,” tulis laporan JP Morgan.

Dengan asumsi tersebut, JP Morgan menetapkan peringkat netral untuk saham ADRO dengan target harga Rp3.900 per saham hingga Desember 2025. Sebelumnya, pada Juni 2024, JP Morgan juga memberikan rekomendasi netral dengan target harga Rp3.000, tetapi ADRO telah melampaui target tersebut dengan pertumbuhan year-to-date mencapai 50%, mengungguli IHSG dan emiten sejenis hingga 30%.

Sentimen positif terhadap ADRO juga didukung oleh rencana divestasi PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), di mana ADRO pada bulan September lalu mengumumkan rencana penjualan 99,99% atau setara dengan 7 miliar saham kepemilikannya di AAI.

Untuk ITMG, JP Morgan juga menetapkan peringkat netral dengan target harga Rp26.450 per saham hingga Desember 2025, dengan alasan visibilitas yang lebih tinggi dalam alokasi modal, tetapi dengan inisiatif diversifikasi yang terbatas.