Sekuritas Ini Ramal Laba JSMR Tiga Tahun ke Depan Melesat Secara Konsisten
- Saat ini, JSMR tengah berhadapan dengan sejumlah permasalahan, antara lain keterlambatan penyelesaian divestasi 35% PT Jalan Tol Transjawa (JTT), tidak adanya deleveraging, penurunan suku bunga, serta penundaan kenaikan tarif tol.
Bursa Saham
JAKARTA – Emiten pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk diperkirakan akan terus mencetak pertumbuhan laba bersih yang pesat ke depan, meskipun mengalami peningkatan beban bunga dan tantangan lainnya yang mungkin tidak sesuai ekspektasi.
Saat ini, JSMR tengah berhadapan dengan sejumlah permasalahan, antara lain keterlambatan penyelesaian divestasi 35% PT Jalan Tol Transjawa (JTT), tidak adanya deleveraging, penurunan suku bunga, serta penundaan kenaikan tarif tol.
Meski begitu, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan laba inti Jasa Marga dalam skenario terburuk dapat meningkat menjadi Rp3,16 triliun pada tahun 2024, dengan pertumbuhan lebih lanjut menjadi Rp3,64 triliun pada 2025 dan mencapai Rp3,85 triliun pada 2026.
- Jadi Menteri 40 Hari, Berikut Profil Gus Ipul
- Dekarbonisasi Buka Peluang Bisnis Baru Pertamina
- Banjir Hadiah dan Diskon di Hari Properti Nasional Festival 2024
Sementara itu, dalam asumsi semua skenario berjalan sesuai harapan, laba inti Jasa Marga diperkirakn akan meningkat secara bertahap dalam tiga tahun ke depan menjadi Rp3,16 triliun tahun ini, Rp4,20 triliun pada 2025, dan Rp4,40 triliun pada 2026.
Terkait potensi beban bunga yang harus ditanggung perseroan ke depan, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan akan meningkat menjadi Rp 720 miliar pada 2025. Peningkatan ini telah mempertimbangkan faktor deleveraging dan penurunan suku bunga pinjaman.
Dengan demikian, beban bunga JSMR untuk tahun ini diperkirakan mencapai Rp4,4 triliun dan diharapkan turun menjadi Rp3,8 triliun. Jika tidak ada deleveraging dan penurunan suku bunga, total beban bunga perseroan diperkirakan hanya mencapai Rp4,1 triliun pada 2025, lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun 2024.
Melihat berbagai faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas memutuskan untuk mempertahankan rekomendasi beli saham JSMR dengan target harga Rp6.500 per saham. Target harga ini telah mempertimbangkan kemungkinan tertundanya transaksi divestasi 35% Jasa Marga Transjawa (JTT) dan beban bunga yang berlebihan.
Kinerja Semester Pertama
Sementara itu, dari lantai bursa, pada perdagangan Rabu, 11 September 2024, saham JSMR mengalami kontraksi 1,63% ke level Rp4.840 per saham. Adapun jika mengacu perdagangan satu minggu terakhir, saham JSMR telah turun 7,18%, yang mengakibatkan saham ini secara year turun tipis di bawah 1%.
Berdasarkan laporan keuangan interim yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 31 Juli 2024, Jasa Marga mencatat laba bersih sebesar Rp2,34 triliun, meningkat 104,3% dibandingkan semester I-2023 yang hanya mencapai Rp1,14 triliun.
Selain itu, pendapatan perusahaan yang memiliki kode JSMR juga melonjak ke level Rp13,07 triliun, mencatat kenaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp8,92 triliun.
Secara rinci, JSMR pada paruh pertama tahun ini memperoleh pendapatan terbesar dari segmen jalan tol, mencapai Rp8,37 triliun, meningkat sekitar Rp2 triliun dari akhir Juni lalu yang sebesar Rp6,13 triliun.
Di samping itu, JSMR, yang baru saja bergabung dalam Indeks LQ45 untuk periode Agustus-Oktober, juga berhasil meningkatkan pendapatan dari segmen konstruksi dari Rp1,94 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp3,96 triliun.
Namun, segmen bisnis usaha lainnya mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp732,68 miliar, sementara pada paruh pertama tahun lalu segmen ini memberikan keuntungan sebesar Rp848,92 miliar.