BNI Sekuritas Menara BNI
Bursa Saham

Sekuritas Ini Sarankan Beli Saham BBNI Usai Raup Laba Rp10,07 Trilun di Semester I-2024

  • Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham BBNI langsung melambung 3,32% menjadi Rp5.450 per saham. Artinya, kinerja yang baik pada paruh pertama tahun diapresiasi positif oleh pasar.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Mandiri Sekuritas memberikan rekomendasi beli saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target saham Rp6.000 per saham, setelah perseroan mencatatkan laba bersih di semester I-2024 sebesar Rp10,7 triliun. 

Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra, menyampaikan bahwa laba pada periode ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,8% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni dari Rp10,3 triliun.

“Pertumbuhan laba ini berpotensi mempercepat laba tahun ini, seiring dengan pertumbuhan pinjaman yang meningkat dan prospek biaya dana yang secara signifikan membaik mengingat stabilitas mata uang rupiah,” ujarnya dalam risetnya pada Jumat, 23 Agustus 2024. 

Selain itu, pemangkasan suku bunga acuan pada semester II-2024 juga diharapkan dapat mendorong Return on Equity (ROE) tetap berada pada jalur untuk mencapai 15%-16% pada akhir 2025, sementara valuasi saham tetap menarik di 1,2x/1,1x PBV untuk tahun 2024 dan 2025.

Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham BBNI langsung melambung 3,32% menjadi Rp5.450 per saham. Artinya, kinerja yang baik pada paruh pertama tahun diapresiasi positif oleh pasar.  

Dengan demikian, saham BBNI selama satu bulan terakhir telah melambung 7,92%. Mengacu dari rekomendasi Mandiri Sekuritas, maka investor berpeluang cuan dari saham yang identik warna oranye sebesar 10,09%. 

Berdasarkan laporan keuangan, pada semester I-2024, BBNI tercatat menyalurkan kredit senilai Rp726,98 triliun, naik 11,71% YoY dari Rp650,77 triliun. Himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 0,96% YoY dari Rp765 triliun menjadi Rp772,32 triliun. 

Selain itu, dana murah atau current account saving account (CASA) bank juga naik 2,51% YoY menjadi Rp545,69 triliun dari sebelumnya Rp532,34 triliun. Namun, laporan keuangan menunjukkan adanya penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 7,43% YoY menjadi Rp19,07 triliun pada semester I-2024, dibandingkan Rp20,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Penyusutan ini disebabkan oleh beban bunga yang meningkat 35,17% YoY menjadi Rp13,1 triliun dari Rp9,69 triliun sebelumnya. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank juga menurun dari 4,58% pada Juni 2023 menjadi 4,02% pada Juni 2024.

Meskipun demikian, laba bank terdorong oleh peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee-based income yang naik 5,74% YoY menjadi Rp4,96 triliun pada semester I-2024, dibandingkan Rp4,69 triliun sebelumnya. 

Dari sisi pendapatan lainnya juga tumbuh signifikan 27,03% YoY menjadi Rp2,86 triliun dari Rp2,25 triliun.Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) pun menyusut dari Rp4,53 triliun pada semester I-2023 menjadi Rp3,38 triliun pada semester I-2024. 

Seiring dengan kenaikan kredit, aset juga meningkat menjadi Rp1.072,45 triliun pada Juni 2024, naik 4,62% YoY dari Rp1.025,09 triliun pada Juni 2023. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun menjadi 1,98% dari 2,45%, sedangkan NPL net stagnan di level 0,62%.