<p>Penyaluran kredit BRI untuk usaha mikro. / BRI</p>
Industri

Selain UMKM, Kadin Berharap Suku Bunga Acuan Rendah untuk Pengusaha Menengah

  • JAKARTA – Dengan suku bunga acuan atau  Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,75%, para pengusaha berharap penurunan tersebut tidak hanya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melainkan juga perusahaan menengah. Alasannya, UMKM di Indonesia sudah menjadi bagian dari proses produksi dunia usaha. Dengan begitu, jika pemulihan hanya terkonsentrasi di UMKM, sementara […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Dengan suku bunga acuan atau  Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,75%, para pengusaha berharap penurunan tersebut tidak hanya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melainkan juga perusahaan menengah.

Alasannya, UMKM di Indonesia sudah menjadi bagian dari proses produksi dunia usaha. Dengan begitu, jika pemulihan hanya terkonsentrasi di UMKM, sementara dunia usaha belum mendapatkan modal kerja, maka hasilnya tak akan optimal.

“Yang kita butuhkan itu modal kerja, apalagi konsumsi macet karena orang belum mau belanja, masih banyak simpan uang di bank,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rosan Perkasa Roeslani dalam acara economic outlook 2021 secara virtual, Selasa, 24 November 2020.

Sebagaimana diketahui, penyimpanan uang di perbankan sangat tinggi. Menurut Rosan, saat ini fungsi perbankan untuk menyalurkan kredit tidak berjalan.

Sebagai gantinya, banyak perbankan beralih ke obligasi. Rosan memaparkan, data obligasi di perbankan pada Januari 2020 masih sekitar Rp630 triliun, lantas melonjak menjadi Rp1.422 triliun pada November.

“Jadi banyak perbankan larinya ke obligasi. Padahal kami ingin modal kerja dengan suku bunga yang cukup menarik 3-4 persen,” ujar Rosan.

Suku Bunga Acuan Terkini

Beberapa waktu lalu,  Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan ke level 3,75%. Suku bunga tersebut turun sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 4%.

Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing juga turun 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang tetap terjaga. Selain itu, ia juga mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi.

“Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk mempercepat realisasi APBN 2020,” ungkapnya  dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini, Kamis, 19 November 2020.

Selanjutnya, pihaknya akan melanjutkan kebijakan makroprudensial dengan mempertahankan rasio countercyclical capital buffer (CCB) sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial sebesar 84-94%, dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) sebesar 6%.

Adapun loan value ratio untuk kredit dan pembiayaan properti, akan tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perry menambahkan, ia juga bakal memperkuat pembiayaan inklusif, khususnya kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta memperkuat digitalisasi sistem pembayaran.