<p>Ilustrasi / Dok. ShopeePay</p>
Fintech

Selama Pandemi, Shopee jadi Pilihan Utama Pelaku UMKM Jualan Online

  • Katadata Insight Center (KIC) merilis hasil survei mengenai kinerja UMKM di Marketplace.

Fintech
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Katadata Insight Center (KIC) merilis hasil survei mengenai kinerja UMKM di Marketplace.

Data tersebut mengungkapkan platform e-commerce Shopee menjadi penyumbang omzet terbesar yang telah membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bertahan selama pandemi.

KIC menyebut UMKM menjadikan Shopee sebagai pilihan karena keunggulan dari sisi program promo hingga faktor keamanan transaksi.

Melalui data survei MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM pada Jumat 30 April 2021, tercatat 57% UMKM memanfaatkan Shopee sebagai platform yang mendatangkan nilai penjualan terbesar, disusul Tokopedia sebesar 28%, Lazada 6%, Bukalapak 3%, Blibli 2%, dan marketplace lainnya sebesar 3%.

Survei KIC ini dilakukan terhadap 392 UMKM di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan dalam periode 24 Maret hingga 9 April 2021.

Manajer Survei Katadata Insight Center Vivi Zabkie menyebut COVID-19 sangat mempengaruhi omzet pada bisnis offline. Hal ini membuat pelaku usaha beralih membuka usaha daring.

“Beberapa pelaku usaha bahkan menutup usaha offline, beralih ke online atau setidaknya memadukan penjualan offline dengan online,” ungkap Vivi.

Berbagai program promo seperti gratis ongkos kirim (ongkir), cashback, sampai diskon yang digelar Shopee terbukti memberi UMKM beragam manfaat dalam menjalankan usahanya, utamanya peningkatan penjualan. Sebanyak 89% UMKM pengguna Shopee mengakui hal itu.

Kemudian, sebanyak 85% UMKM menyatakan Shopee membantu memasarkan produk atau toko dengan baik.

Platform yang sama juga unggul dari sisi keamanan, sebanyak 92% UMKM merasa aman beraktivitas melalui Shopee. Maka wajar apabila sebanyak 82% UMKM memilih Shopee sebagai tempat menjual dan memasarkan produk secara online.

Vivi menjelaskan, lewat survei yang dilakukan, sebanyak 86% UMKM yang dijadikan responden menggunakan 1 sampai 3 marketplace berbeda untuk memasarkan produk. Sisanya, memanfaatkan 4 sampai 6 marketplace sebagai tempat penjualan tambahan.

Platform digital menjawab tuntutan konsumen di masa pandemi yang mewajibkan mereka tak banyak bepergian, tetap berada di rumah serta menjaga jarak.

“UMKM menyadari adanya tren peralihan konsumen ke belanja digital. Maka marketplace akhirnya menjadi tempat yang diandalkan untuk mempertemukan UMKM dengan konsumen,” tutur Vivi. (RCS)