<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan perkembangan APBN April 2020 dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual di Jakarta, Jumat 17 April 2020/ Sumber: Dokumentasi Trenasia</p>
Industri

Selamat atau Resesi, Kuartal III Jadi Kunci

  • JAKARTA – ‘Hantu resesi’ membayangi perekonomian Indonesia menyusul lemahnya kinerja pada kuartal II-2020 yang diprediksi akan menyentuh minus 4,3% dan kabar resesi Singapura akibat terkontraksi sedalam 41,2%. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan minusnya ekonomi RI disebabkan oleh mesin pertumbuhan perekonomian yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor yang belum pulih. “Fokus pada APBN, penempatan dana pemerintah […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – ‘Hantu resesi’ membayangi perekonomian Indonesia menyusul lemahnya kinerja pada kuartal II-2020 yang diprediksi akan menyentuh minus 4,3% dan kabar resesi Singapura akibat terkontraksi sedalam 41,2%.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan minusnya ekonomi RI disebabkan oleh mesin pertumbuhan perekonomian yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor yang belum pulih.

“Fokus pada APBN, penempatan dana pemerintah di perbankan, serta jaminan untuk menggerakkan sektor usaha, termasuk di daerah. Harapannya mesin pertumbuhan bisa jalan di kuartal III nanti,” kata Sri Mulyani dalam rapat bersama DPR RI, Rabu, 16 Juli 2020.

Untuk ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020, Indonesia hanya mampu bertahan di level 2,97%. Angka ini sudah termasuk penurunan cukup drastis karena rerata mampu tumbuh hingga 5%.

Untuk selamat dari resesi, Sri Mulyani menyebut pemerintah menargetkan pertumbuhan di kisaran minus 1% hingga positif 1,2%. Sedangkan kuartal IV, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif 1,6% hingga 3,2%.

Resesi sendiri adalah kondisi di mana suatu perekonomian jatuh secara signifikan dalam kurun waktu tertentu, atau biasanya terjadi dalam tempo lebih dari tiga bulan. Suatu negara dapat dikatakan resesi apabila produk domestik bruto (PDB) dan pendapatan riil turun.

Selain itu, merosotnya lapangan kerja dan industri manufaktur juga menjadi penyumbang resesi. Di banyak kasus, pertumbuhan ekonomi bervariasi dari umumnya 0% hingga minus.

Apabila telah masuk kategori resesi, negara akan mendapatkan efek domino berupa merosotnya investasi, bertambahnya jumlah pengangguran, hingga inflasi atau deflasi, neraca perdagangan minus, berkurangnya cadangan devisa, dan masih banyak efek riil lainnya.