Selamat Datang Resesi! Ekonomi RI Kuartal III Minus 3,49 Persen
JAKARTA – Kontraksi dua kuartal berturut-turut membuat ekonomi Indonesia resmi resesi. Meski tak sedalam kuartal kedua, ekonomi kuartal III-2020 tercatat masih di zona negatif yakni minus 3,49% jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal III-2019. Secara kuartalan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja kuartal ketiga tahun ini lebih baik dari tiga bulan sebelumnya yakni tumbuh positif 5,05%. “Membaik ke […]
Industri
JAKARTA – Kontraksi dua kuartal berturut-turut membuat ekonomi Indonesia resmi resesi. Meski tak sedalam kuartal kedua, ekonomi kuartal III-2020 tercatat masih di zona negatif yakni minus 3,49% jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal III-2019.
Secara kuartalan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja kuartal ketiga tahun ini lebih baik dari tiga bulan sebelumnya yakni tumbuh positif 5,05%.
“Membaik ke level 3,49 persen. Artinya terjadi perbaikan dan kita berharap kuartal ke IV akan makin lebih baik,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu, 5 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dari 17 lapangan usaha, semua mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor transportasi dan pergudangan yakni di level 24,28% secara kuartalan. Ini dipicu adanya pergerakan mobilitas akibat pelonggaran PSBB.
Pertumbuhan tinggi juga dicatatkan sektor akomodasi, makanan dan minuman yang tumbuh 14,79% secara kuaratalan. Begitu pula dengan jasa kesehatan yang tumbuh 13,73% dibandingkan kuartal II-2020.
Menurut pengeluaran, secara kuartal pertumbuhan kuartal ketiga menuju ke arah positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pos konsumsi pemerintah karena ada belanja anggaran pendapatan dan belanja pemerintah (APBN) yang tinggi.
Secara umum, struktur produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2020 tidak berubah di mana 64,13% PDB berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Sebagai informasi, pada kuartal pertama tahun ini, Indonesia hanya mampu tumbuh mencapai 2,97% saja. Penurunan lebih dalam tercermin dari kontraksi kuartal II-2020 sebesar 5,32% secara tahunan.