<p>Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, 24 Juli 2020, ditutup melemah seiring kekhawatiran ancaman resesi ekonomi Indonesia. / Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional & Dunia

Selandia Baru Jadi Negara ke-45 yang Resesi

  • JAKARTA – Hampir sembilan bulan menjadi hantu kesehatan dan ekonomi dunia, pandemi COVID-19 setidaknya telah memakan korban 45 negara akibat resesi ekonomi. Teranyar, Selandia Baru resmi mengumumkan kondisi resesi dengan kontraksi sebesar 12,4% pada kuartal II-2020 year on year (yoy). Resesi resmi terjadi setelah sebelumnya pada kuartal I-2020 Selandia Baru juga minus 1,4%. Adapun, Selandia […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Hampir sembilan bulan menjadi hantu kesehatan dan ekonomi dunia, pandemi COVID-19 setidaknya telah memakan korban 45 negara akibat resesi ekonomi.

Teranyar, Selandia Baru resmi mengumumkan kondisi resesi dengan kontraksi sebesar 12,4% pada kuartal II-2020 year on year (yoy). Resesi resmi terjadi setelah sebelumnya pada kuartal I-2020 Selandia Baru juga minus 1,4%.

Adapun, Selandia Baru tercatat kontraksi sebesar 12,2% jika dibandingkan dengan kurtal I-2020.

Kontraksi terbesar disumbang oleh sektor konstruksi -25,8% manufaktur -13,0%. Selanjutnya, industri jasa kontraksi 10,9%, industri primer minus 8,7%.

Pengeluaran rumah tangga -12,1%, sementara sektor transportasi udara domestik dan internasional serta restoran dan makanan juga ambles.

Berikut adalah rangkuman TrenAsia.com perihal penurunan ekonomi puluhan negara secara year on year (yoy).

  1. Afrika Selatan (0%)
  2. Albania (-3%)
  3. Angola (-2%)
  4. Arab Saudi (-1%)
  5. Argentina (-5%)
  6. Austria (-13%)
  7. Bahrain (-1%)
  8. Barbados (0%)
  9. Belanda (-9%)
  10. Belgia (-14%)
  11. Belize (-4%)
  12. Brasil (-11,4%)
  13. Ekuador (-1%)
  14. Filipina (-16%)
  15. Finlandia (-5%)
  16. Guyana Khatulistiwa (-6%)
  17. Hong Kong (-9%)
  18. Inggris (-22%)
  19. Iran (-10%)
  20. Italia (-17%)
  21. Jepang (-10%)
  22. Jerman (-12%)
  23. Kanada (-13%)
  24. Latvia (-10%)
  25. Lebanon (-5%)
  26. Lebanon (-5%)
  27. Lituania (-4%)
  28. Makau (-68%)
  29. Meksiko (-19%)
  30. Mongolia (-10%)
  31. Palestina (-3%)
  32. Peru (-30%)
  33. Portugal (-16%)
  34. Republik Ceska (-11%)
  35. Singapura (-13%)
  36. Slowakia (-12%)
  37. Spanyol (-22%)
  38. Sudan (-2%)
  39. Swiss (-9%)
  40. Thailand (-12%)
  41. Tunisia (-22%)
  42. Ukraina (-11%)
  43. Venezuela (-27%)
  44. Yunani (-15,2%)
  45. Selandia Baru (-12,4%)

Angin Segar

Meskipun 45 negara sudah mengalami resesi, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/ OECD) justru menurunkan proyeksi kontraksi ekonomi global tahun ini menjadi minus 4,5%.

Pada Juni 2020, OECD pernah merilis prediksi kontraksi ekonomi hingga 6%. Revisi proyeksi itu berdasakan sejumlah aspek pemulihan dan upaya seluruh dunia untuk mengendalikan COVID-19.

Laporan OECD Economic Outlook, Interim Report September 2020 juga membuat outlook pertumbuhan ekonomi global sebesar 5% pada 2021.