<p>Kota Podomoro Tenjo. / Kota-podomoro.com</p>
Industri

Selangkah Lagi Menuju Kemandirian Tenjo

  • Waktu berlalu, kini Tenjo berkembang menjadi sebuah kecamatan yang menaungi sembilan desa yakni Desa Ciomas, Desa Tapos, Desa Batok, Desa Babakan, Desa Bojong, Desa Singabraja, Desa Tenjo, Desa Cilaku, dan Desa Singabangsa.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

Dari ragam cerita masyarakat turun-temurun, salah satu yang paling populer tentang asal usul Kecamatan Tenjo adalah kata tenjo yang artinya adalah lihat. Konon, terdapat sebuah pohon yang menjulang tinggi di kawasan itu, yang tingginya di atas rata-rata pepohonan di sekitarnya.

Hal ini membuat pohon besar itu dapat dilihat dari segala penjuru arah mata angin, bahkan dari kejauhan sekalipun. Karena pohonnya sangat mencolok, orang-orang sering menunjuk pohon itu sambil berseru “Tenjo!” alias “Lihat!”. Saat warga bepergian ke lokasi pohon itu berada, mereka selalu berkata ingin pergi ke Tenjo. Inilah asal muasal Tenjo, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Waktu berlalu, kini Tenjo berkembang menjadi sebuah kecamatan yang menaungi sembilan desa yakni Desa Ciomas, Desa Tapos, Desa Batok, Desa Babakan, Desa Bojong, Desa Singabraja, Desa Tenjo, Desa Cilaku, dan Desa Singabangsa. Jumlah penduduknya tak begitu banyak, hanya sekitar 74.000 orang yang menempati wilayah dengan luas 8.580,72 hektare itu. Penduduknya rata-rata bertani, menanam padi, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Walau termasuk wilayah perdesaan, Kecamatan Tenjo menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan di kemudian hari.

Kebudayaan masyarakat Tenjo tak jauh berbeda dengan Bogor, yang kental dengan budaya Sunda. Orang-orang Tenjo terbiasa dengan wayang golek, jaipong, marawis, dan pertunjukan seni Sunda lainnya. Uniknya, Tenjo juga memiliki masyarakat yang multikultur, salah satunya kental dengan budaya Tionghoa. Perayaan Imlek dan acara-acara keagamaan Budha menjadi salah satu acara yang rutin digelar di Tenjo. Bahkan, tim barongsai dari Vihara Kesadaran Tridharma di Tenjo sering diundang untuk acara-acara universal yang digelar masyarakat Tenjo.

Dari sejarah panjang Tenjo yang unik, kini banyak pihak dari sektor swasta maupun pemerintah yang melihat potensi besar untuk pengembangan Tenjo. Cita-citanya dalam waktu dekat, Tenjo akan menjadi wilayah mandiri yang berdampak secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Itulah sebabnya kini Pemerintah Kabupaten Bogor tengah fokus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun Tenjo.

Istimewa
Marketing Director Agung Podomoro Group Agung Wirajaya (kiri) berbincang dengan Assistant Vice President Marketing Kota Podomoro Tenjo Zaldy Wihardja (kanan) di dekat maket project pada peresmian galeri marketing dan cluster premium terbaru Kota Podomoro Tenjo di kawasan Tenjo, Jawa Barat l, Sabtu, 27 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Daerah Tenjo ini memang istimewa. Secara geografis terletak di bagian Barat Kabupaten Bogor dengan cuacanya masih sejuk dan kualitas udara yang bersih karena jauh dari kebisingan kota. Letaknya berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang. Bisa dibilang wilayah Tenjo sangat strategis. Lokasinya pun mudah dijangkau dengan berbagai tipe transportasi, termasuk kereta api karena wilayah Tenjo dilintasi kereta api Merak-Jakarta, dan juga kereta rel listrik (KRL).

Potensi Tenjo yang paling besar adalah lahan yang luas untuk dikembangkan baik sebagai permukiman, maupun sentra industri. Itulah sebabnya kehadiran pengembang dari sektor properti, transportasi, dan pembangunan infrastruktur akan membuka jalan agar wilayah ini makin berkembang dan berkualitas.

Melihat semua potensi ini, pengembangan wilayah Tenjo menjadi daerah yang modern adalah sebuah keniscayaan. Tempat ini menjadi ladang investasi yang menjanjikan dari segala bidang, khususnya pengembangan properti dan infrastruktur umum.

Saat proyek properti dan infrastruktur berjalan mulus, masyarakat sekitar yang tadinya hanya fokus pada satu sektor pekerjaan yakni bertani, kini berpeluang untuk lebih mandiri secara ekonomi. Pembangunan Tenjo membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan tidak fokus pada satu sektor saja.

Persoalan lapangan kerja memang harus jadi perhatian serius pemerintah untuk wilayah Tenjo. Itulah sebabnya pembangunan di Tenjo menjadi urgen dan penting. Apalagi kawasan ini merupakan wilayah pinggiran yang masih minim lapangan kerja. Tanpa terbukanya lapangan kerja, mustahil Tenjo bisa jadi wilayah mandiri. Itulah sebabnya pengembangan Tenjo harus terus didukung dan dilanjutkan.

Selama ini tumpuan masyarakat Tenjo selama ini berbasis bercocok tanam, di luar itu perkembangan ekonomi berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mulai tumbuh pesat. Harapannya pembangunan properti dan pembangunan kota mandiri di wilayah Tenjo akan menjadi salah satu jalan bagi kemajuan masyarakat di sini, karena pasti ada lapangan kerja baru dan Tenjo akan siap menjadi kota mandiri baru di barat Jakarta sebagai The Next Serpong.

Tumbuh Positif
Tampak maket Mega Proyek Kota Mandiri dan Satelit Baru Kota Podomoro Tenjo yang dipamerkan di Atrium Central Park Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020. Kota Podomoro Tenjo persembahan Agung Podomoro Group diharapkan menjadi katalisator perekonomian Indonesia sekaligus menginspirasi pelaku usaha properti yang lain maupun stakeholder di bisnis properti, untuk bersama – sama membangkitkan kembali industri properti di Tanah Air. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin mengatakan bahwa pembangunan yang baik adalah pembangunan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Sekarang ini, banyak pengembang yang sudah melirik Tenjo untuk mengembangkan proyek propertinya. Hal ini merupakan angin segar bagi masyarakat setempat karena artinya tak lama lagi Tenjo akan bertransformasi menjadi lebih modern.

“Definisi pembangunan itu, pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Dengan mengadakan yang tidak ada menjadi ada, menambah yang belum ada menjadi ada dengan pertimbangan tertentu,” tuturnya. Dengan demikian, orang-orang yang hidup di Tenjo, baik kini maupun nanti, akan diuntungkan dari segala sisi, khususnya dalam peningkatan kualitas hidup.

Bagi Burhanudin, hadirnya pihak ketiga yang bersedia melakukan pembangunan dan berinvestasi di Tenjo yang sering disebut Bumi Tegar Beriman ini merupakan upaya yang sangat tepat untuk membangun Tenjo dan masyarakatnya.

“Dengan adanya pihak ketiga yang ingin membangun dan berinvestasi di Kecamatan Tenjo, pada prinsipnya pemerintah daerah menyambut baik. Selama mereka berpedoman pada peraturan dan ketentuan yang berlaku,” ucapnya.

Dia berharap selama pembangunan Tenjo berlangsung, masyarakat dan lingkungan mesti menjadi prioritas perhatian utama. “Yang jelas semuanya harus sesuai dengan regulasi, dan yang terpenting harus peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,” katanya.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Tenjo Nurasep mengatakan pihaknya siap memberikan dukungan penuh pada setiap pembangunan yang berdampak positif bagi masyarakat.

“Pada prinsipnya kalau ini adalah untuk arah pembangunan yang lebih baik, tentu kami akan mendukung dan mengapresiasi. Tinggal bagaimana kita melihat apakah rencana ini sesuai dengan keinginan masyarakat atau tidak,” katanya.

Dia mengatakan bahwa KNPI Kecamatan Tenjo siap menjadi garda terdepan, jika memang pembangunan tersebut memberikan dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat.

“Kita akan menjadi garda terdepan kalau memang pembangunan ini seirama dengan masyarakat. Pada intinya, kami ingin dengan adanya pembangunan ini bisa mengakomodir segala kebutuhan dan kepentingan masyarakat,” ucapnya.

Podomoro Tenjo
Assistant Vice President Kota Podomoro Zaldy Wihardja (kiri) berdiskusi dengan calon pembeli Kota Podomoro Tenjo saat meninjau lokasi Rumah Contoh Kota Podomoro Tenjo yang berada di kawasan Central Park Podomoro City, Jakarta Barat, Senin, 7 Desember 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Salah satu pengembang properti yang kini tengah mengembangkan Tenjo adalah Agung Podomoro Group dengan proyek Kota Podomoro Tenjo. Sebuah kawasan yang dibangun dengan konsep kota mandiri.

Proyek properti ini didukung dengan infrastruktur yang kini juga tengah dikembangkan yakni tol Serpong-Balaraja dan juga akses kereta komuter yakni Jakarta – Rangkasbitung. Masyarakat di luar Tenjo yang ingin membeli hunian maupun mengembangkan usaha di sini tidak perlu khawatir lagi soal akses.

Tidak tanggung, Agung Podomoro Group kini juga mengembangkan infrastruktur dasar dengan dukungan area Transit Oriented Development (TOD) sebagai pusat utama kota mandiri ini. Artinya seluruh aktivitas masyarakat akan lebih berpusat di sini.

Kegiatan masyarakat akan mendukung pergerakan ekonomi di kawasan ini sehingga mendukung langsung pendapatan daerah Tenjo. Tidak hanya itu, kawasan akan dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, hotel, perkantoran, hiburan, dan lain-lain.

Hal ini akan memberikan multiplier effect yang sangat luar biasa dengan penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, peningkatan ekonomi daerah Tenjo, serta kemajuan masyarakat sekitar. (SKO)