Pabrik petrokimia milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Korporasi

Selesaikan Early Tender Offer Rp1 Triliun, Chandra Asri Mau Percepat Pembayaran Surat Utang

  • Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang perseroan. Perseroan telah melaksanakan penawaran tender awal alias early tender offer atas surat utangnya.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang. Perseroan telah melaksanakan penawaran tender awal alias early tender offer atas surat utangnya.

General Manager of Legal and Corporate Secretary Chandra Asri, Erri Dewi Riani mengatakan bahwa telah melakukan penyelesaian awal atas penawaran tender tunai senilai maksimal US$75 juta atau setara Rp1,09 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat).

Jumlah pembelian kembali itu atas jumlah pokok terutang dari surat utang tanpa jaminan senior dengan nilai US$300 juta yang jatuh tempo pada tahun 2024. Adapun bunga yang ditawarkan dalam surat utang tersebut sebesar 4,95%.

“Pada 19 Mei 2021, perseroan telah melakukan penyelesaian awal atas penawaran tender tunai untuk membeli sejumlah maksimum US$75 juta dari jumlah pokok terutang atas US$300 juta 4,95 persen surat utang,” ujarnya melalui keterbukaan informasi, dikutip Jumat 21 Mei 2021.

Surat utang itu telah diterbitkan perseroan sejak tahu 2017. Dengan nilai maksimum pembelian itu, Chandra Asri sukses membeli pokok surat sebesar US$32,55 juta atau sekitar Rp471,98 miliar.

Adapun total penyelesaian awal atas penawaran tersebut senilai US$33,40 juta setara Rp484,37 miliar. Setelah penawaran tender awal ini rampung, total kewajiban perseroan yang tersisa berdasarkan surat utang yakni US$235,23 juta atau sekitar Rp3,41 triliun.

Di pasar modal, harga saham TPIA ditutup menguat 4,59% ke level Rp7.975 per lembar pada akhir perdagangan Jumat, 21 Mei 2021. Kapitalisasi pasar TPIA saat ini tercatat mencapai Rp142,22 triliun sekaligus menjadikannya salah satu emiten dengan valuasi paling besar di Indonesia. (RCS)