Ilustrasi negative thinking (Pexels / Mart Production)
Rumah & Keluarga

Self-Healing, Membangun Self-Love dan Penyembuhan dari Trauma Masa Lalu

  • Setiap orang memiliki masa lalu, entah itu baik atau buruk, masa lalu merupakan bagian tak terlepaskan dari hidup kita, yang membuat kita menjadi seperti sekarang dan membawa kita ke jalan hidup yang ditempuh saat ini.
Rumah & Keluarga
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Setiap orang memiliki masa lalu, entah itu baik atau buruk, masa lalu merupakan bagian tak terlepaskan dari hidup kita, yang membuat kita menjadi seperti sekarang dan membawa kita ke jalan hidup yang ditempuh saat ini.

Terkadang, ada orang yang selalu bisa melangkah dan menatap ke depan atau istilahnya cepat move on melupakan masa lalu, tapi, tak semua orang bisa move on secepat itu. Sementara, yang lain mungkin masih terpaku pada trauma atau kejadian buruk yang dialami.

Selama bertahun-tahun pula orang-orang ini hidup dengan penyesalan, kesedihan atau kemarahan yang tersimpan dalam diri mereka.

Kalau kamu bagaimana? Apakah masih ada beban dari masa lalu yang kamu rasakan?

Trauma Harus Ditangani Secara Tepat, Agar Tidak Menggerogoti

Untuk menghindari tergerus oleh dampaknya, trauma perlu diperlakukan dengan cermat. Seperti api yang tersembunyi di balik sekam, trauma bisa berdiam diri dalam hati dan pikiran kita, tanpa menunjukkan dirinya secara langsung, namun bisa berujung pada ledakan yang menghancurkan.

Inilah sebabnya pentingnya penanganan trauma, agar kita tidak menjadi korban emosi negatif yang menghantui kita pada saat ini maupun di masa depan.

Bagaimana Cara Melepaskan Diri Dari Trauma?

Sifat orang tentunya berbeda-beda, tetapi ada satu hal yang konsisten, yaitu kebutuhan akan dimengerti, diterima, dan dicintai.

Dalam konteks ini, konsep self-compassion sangat penting. Self-compassion berarti memberikan perlakuan yang baik pada diri sendiri, dan ini merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan trauma.

Meskipun self-compassion terdengar sederhana dalam teori, namun dalam praktiknya seringkali tidak mudah. Banyak orang cenderung menyalahkan diri sendiri dan menjadi keras pada diri sendiri, terutama jika mereka memiliki pengalaman trauma masa lalu atau merasa rendah diri.

Berbagai studi dan riset telah membuktikan secara klinis bahwa self-compassion memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dan kestabilan psikis kita. Selain itu, self-compassion juga merupakan langkah awal dalam proses perbaikan dalam kehidupan kita, baik dalam hubungan sosial maupun kesehatan fisik.

Menyembuhkan Diri Sendiri dari Jeratan Trauma Dimulai dengan Pengakuan Pribadi

Penyangkalan tidak akan membantu kita melepaskan diri dari dampak negatifnya. Proses penyembuhan dimulai dengan langkah sederhana yaitu mengakui pada diri sendiri bahwa kita sedang mengalami efek samping yang perlu diselesaikan.

Melakukan percakapan dengan diri sendiri, dengan mengucapkan, “Aku mengakui bahwa...” dapat memberikan rasa lega. Meskipun tidak mudah, kejujuran penuh tentang pengalaman buruk yang dialami dan kesalahan yang mungkin kita lakukan diperlukan.

Menghadapi trauma tidak mudah, terutama dalam menghadapi kembali kenangan yang menyakitkan. Namun, dari kejujuran inilah kita dapat memulai proses perbaikan yang sesungguhnya.

Memaafkan Diri Sendiri

Langkah selanjutnya dalam proses penyembuhan diri adalah memaafkan diri sendiri. Setelah mengakui dan menceritakan pengalaman tanpa menghaluskan (sugarcoating) atau merasa bersalah (guilt) ataupun malu (shame), perjalanan masih berlanjut.

Saatnya untuk memberikan pengampunan pada diri sendiri. Penting untuk diingat bahwa manusia tidak sempurna. Baik itu kesalahan yang telah kita buat atau paksaan dari kondisi hidup, pada saat itu kita hanya melakukan yang kita anggap benar.

Selangkah Demi Selangkah Melepaskan Diri dari Jeratan Trauma

Setelah kita memaafkan dan menerima diri sendiri, langkah selanjutnya adalah mengembangkan self-love atau cinta pada diri sendiri. Cara-cara untuk mencintai diri sendiri bervariasi. Salah satunya adalah dengan merawat diri, seperti menjaga kesehatan, memberikan waktu untuk istirahat, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menghindari pola pikir negatif yang bisa memperkeruh kondisi.

Dengan perlahan-lahan mengadopsi gaya hidup yang sehat, kamu akan semakin mendukung perjalanan menuju kesehatan jiwa dan raga yang seimbang. Saat tubuh terasa lebih baik, kamu akan lebih mudah mengejar passion dan hobi yang memberikan kebahagiaan pada hati.

Batasi Penggunaan Media Sosial

Meskipun media sosial memiliki banyak manfaat, namun juga memiliki sisi negatifnya. Salah satu aspek negatifnya adalah gambaran gaya hidup selebriti yang terlihat begitu glamor misalnya, yang bisa membuat orang merasa minder. Namun, perlu diingat apa yang ditampilkan di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan sebenarnya.

Oleh karena itu, terkadang disarankan untuk melakukan detoks atau puasa dari penggunaan media sosial dan fokus pada kehidupan nyata. Dengan cara ini, kita dapat tetap terhubung dengan realitas kehidupan yang memiliki keseimbangan antara aspek positif dan negatif.

Latihan Pernafasan dan Relaksasi

Pernafasan dan teknik relaksasi adalah metode efektif dalam mengelola stres. Ketika emosi sulit dikendalikan, latihan pernafasan dapat membantu menenangkan pikiran.

Disarankan untuk melakukan latihan ini secara teratur dengan bantuan tutorial video dari platform seperti YouTube. Dengan demikian, kamu dapat merasa lebih tenang dan terkendali menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Perkuat Hubungan Sosial di Dunia Nyata

Perkuatlah hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari dengan orang-orang terdekat. Menghabiskan waktu bersama dengan teman, keluarga, atau pasangan yang kamu sayangi dan membuat kamu bahagia, adalah langkah penting dalam proses penyembuhan dari trauma.

Hilangkan Trauma dengan Mempraktekkan Rasa Syukur

Selalu mengucap syukur atas segala yang dimiliki, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun, akan membawa suasana positif yang terus mengalir dalam kehidupan sehari-hari.