Industri

Seluruh Giant Tutup Juli 2021, 3.000 Pegawai Terancam Di-PHK

  • Kabar kurang menggembirakan dari PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang ingin menutup seluruh gerai Giant pada akhir Juli 2021 dapat berdampak terhadap keberlangsungan pegawainya.

Industri

Reza Pahlevi

JAKARTA – Kabar kurang menggembirakan dari PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang ingin menutup seluruh gerai Giant pada akhir Juli 2021 dapat berdampak terhadap keberlangsungan pegawainya.

“Dengan ditutupnya gerai Giant di seluruh Indonesia, 3.000 buruh berpotensi ter-PHK (pemutusan hubungan kerja),” ujar Presiden Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan resmi, Rabu, 26 Mei 2021

Said mengatatkan KSPI mendapatkan informasi ini dari Serikat Pekerja Hero Group dan (Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia yang juga merupakan anggota KSPI.

KSPI meminta pimpinan HERO untuk tetap mempekerjakan karyawan Giant yang ter-PHK tersebut ke unit perusahaan lainnya milik Hero Group, seperti lain Hero Supermaket, Guardian, dan IKEA yang ada di seluruh Indonesia.

Apabila ada karyawan yang tidak tersalurkan, maka HERO berkewajiban membayar hak-hak karyawan plus kompensasi lainnya, sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Sebelumnya, HERO mengumumkan akan menutup seluruh gerai Giant di Indonesia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini akibat kinerja hypermarket Giant yang buruk dibandingkan unit usaha HERO lainnya.

“Menyusul tinjauan strategis atas seluruh lini bisnisnya, perseroan akan memfokuskan investasi untuk mengembangkan IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant,” ujar Direktur HERO Hadrianus Wahyu Trikusumo pada Selasa, 25 Mei 2021.

Hadrianus mengatakan saat ini pihaknya mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi unit usaha HERO lainnya, seperti IKEA dan Hero Supermarket. Sudah ada lima gerai Giant yang sudah direncanakan diubah menjadi IKEA.

Menurutnya, strategi ini merupakan respon cepat HERO yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap ekonomi pasar. Terlebih, terdapat perubahan dinamika pasar dalam pasar ritel grosir saat ini.

“Terlebih terkait beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir, sebuah tren yang juga terlihat di pasar global lainnya,” katanya. (RCS)