Semakin Gelap, Sri Mulyani Ungkap 60 Negara akan Terjebak Krisis Utang
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Membocorkan ada sebanyak 60 negara akan jatuh ke krisis utang, salah satunya Sri Lanka.s
Nasional
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Membocorkan ada sebanyak 60 negara akan jatuh ke krisis utang, salah satunya Sri Lanka.
Menkeu mengatakan, situasi ini disebabkan oleh sederet faktor yaitu efek pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir, lalu adanya perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan krisis pangan dan energi, kemudian menimbulkan lonjakan inflasi.
"Saat ini ada lebih dari 60 negara yang diperkirakan dalam situasi debt distress atau kondisi keuangan dan utangnya dalam kondisi distress yang kemungkinan dia bisa memicu krisis utang, maupun krisis keuangan, atau krisis ekonomi," kata Sri Mulyani dalam acara Leaders Talk Series #2 bertajuk 'Indonesia Energy Investment Landscape', dilansir pada Kamis 27 Oktober 2022.
- Bagaimana Caranya Cek Skor Kredit BI Checking Secara Online? Simak di Sini!
- TikTok Luncurkan Fitur Mode Live Streaming Khusus Dewasa
- ESG Award: Serius Garap Kredit Berkelanjutan, BCA Sabet Dua Penghargaan TrenAsia ESG Excellence 2022
Menurutnya, meski pemulihan ekonomi cepat, dunia dihadapkan lagi pada masalah rantai pasok supply-nya tidak mampu mengikuti permintaan, maka muncul lah tekanan harga-harga atau inflasi.
Hal ini membuat negara maju mulai mengubah arah kebijakan moneter, contohnya Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan.
Berdasarkan data dari Dana Moneter Internasional (IMF), Sri Mulyani mengatakan bahwa prospek ekonomi global pada 2023 dalam kondisi tidak baik atau gelap. Dia menyebut risiko resesi di negara maju sangat besar terjadi.
Bahkan, ia memproyeksikan dari pertumbuhan ekonomi 2022 ke 2023 diperkirakan akan lebih lemah, bahkan kemungkinan terjadi resesi.
Ini terjadi terutama di Eropa, Inggris dan beberapa negara yang memang harus melakukan berbagai macam kebijakan pengetatan baik di sisi moneter dan fiskalnya.