<p>Sumber: JWC</p>
Nasional

Sembilan Tahun Lagi, Adopsi Digital Kota non-Metropolitan Indonesia Diprediksi Melesat

  • JWC bersama dengan Kearney memprediksi pertumbuhan ekonomi digital dari kota non-metropolitan yaitu kota tier-2 dan tier-3 akan melesat pada 2030.

Nasional

Mochammad Ade Pamungkas

JAKARTA- Alpha JWC Ventures bersama dengan Kearney memprediksi pertumbuhan ekonomi digital dari kota non-metropolitan yaitu kota tier-2 dan tier-3 akan melesat pada 2030.

Hal tersebut disampaikan dalam dokumen “Unlocking the next wave of digital growth:beyond metropolitan Indonesia” , yaitu hasil studi JWC dan Kearney serta berkolaborasi dengan Credit Suisse, AWS, dan Xiaomi.

Mereka menggolongkan 514 kota dan kabupaten di Indonesia menjadi 4 level. Tier-1 diklasifikasikan sebagai kota metropolitan termasuk DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Kemudian tier-2 disebut sebagai kota besar, yaitu Semarang, Makassar, dan Denpasar. Lalu kota tier-3 disebut sebagai kota dengan adopsi digital yang lambat seperti Magelang, Prabumulih dan Bangli.

Lalu, kota tier-4 ialah kota yang memiliki infrastruktur digital yang sangat rendah seperti Kabupaten Jepara, Jayapura, dan Poso.

Dokumen tersebut menyebutkan, kota non- metropolitan akan mampu memperluas porsi PDB nasional kisaran 3- 5%, atau kisaran US$46 miliar setara Rp671 triliun sampai US$77 miliar setara Rp1,1 kuadriliun pada 2030 (asumsi kurs Rp14.495 per dollar Amerika Serikat).

Meskipun kemampuan digital kota tier-2 dan tier 3 saat ini cendurung jauh lebih lambat dibandingkan dengan kota tier-1, namun JWC dan Kearney yakin ekonomi digital kota-kota non metropolitan itu akan tumbuh lebih dari 5 kali lipat pada 2030.

Dokumen tersebut juga menunjukan, para investor internasional mulai tertarik dan mengharapkan gelombang pertumbuhan baru di kota non-metropolitan Indonesia.

Melalui dokumen tersebut, JWC dan Kearney meramal kontribusi PDB nasional dari kota tier-2 dan tier-3 akan mencapai 49-51% pada 2025, naik 3-5 % dari 2020.

Namun, dengan harapan konsumen dari kota tersebut dapat jauh lebih terbiasa dan nyaman dengan aktivitas digital selama 5 tahun kedepan.

Sedangkan porsi Jakarta pada PDB nasional akan menurun hingga 5-6% pada 2030.

Dokumen tersebut menyimpulkan, perdagangan elektronik dan fintech akan muncul sebagai sektor terbesar selama adopsi digital dilakukan secara massal pada kota non-metropolitan. (RCS)