Sembilan Tahun Lagi, Adopsi Digital Kota non-Metropolitan Indonesia Diprediksi Melesat
JWC bersama dengan Kearney memprediksi pertumbuhan ekonomi digital dari kota non-metropolitan yaitu kota tier-2 dan tier-3 akan melesat pada 2030.
Nasional
JAKARTA- Alpha JWC Ventures bersama dengan Kearney memprediksi pertumbuhan ekonomi digital dari kota non-metropolitan yaitu kota tier-2 dan tier-3 akan melesat pada 2030.
Hal tersebut disampaikan dalam dokumen “Unlocking the next wave of digital growth:beyond metropolitan Indonesia” , yaitu hasil studi JWC dan Kearney serta berkolaborasi dengan Credit Suisse, AWS, dan Xiaomi.
Mereka menggolongkan 514 kota dan kabupaten di Indonesia menjadi 4 level. Tier-1 diklasifikasikan sebagai kota metropolitan termasuk DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kemudian tier-2 disebut sebagai kota besar, yaitu Semarang, Makassar, dan Denpasar. Lalu kota tier-3 disebut sebagai kota dengan adopsi digital yang lambat seperti Magelang, Prabumulih dan Bangli.
Lalu, kota tier-4 ialah kota yang memiliki infrastruktur digital yang sangat rendah seperti Kabupaten Jepara, Jayapura, dan Poso.
Dokumen tersebut menyebutkan, kota non- metropolitan akan mampu memperluas porsi PDB nasional kisaran 3- 5%, atau kisaran US$46 miliar setara Rp671 triliun sampai US$77 miliar setara Rp1,1 kuadriliun pada 2030 (asumsi kurs Rp14.495 per dollar Amerika Serikat).
Meskipun kemampuan digital kota tier-2 dan tier 3 saat ini cendurung jauh lebih lambat dibandingkan dengan kota tier-1, namun JWC dan Kearney yakin ekonomi digital kota-kota non metropolitan itu akan tumbuh lebih dari 5 kali lipat pada 2030.
Dokumen tersebut juga menunjukan, para investor internasional mulai tertarik dan mengharapkan gelombang pertumbuhan baru di kota non-metropolitan Indonesia.
Melalui dokumen tersebut, JWC dan Kearney meramal kontribusi PDB nasional dari kota tier-2 dan tier-3 akan mencapai 49-51% pada 2025, naik 3-5 % dari 2020.
Namun, dengan harapan konsumen dari kota tersebut dapat jauh lebih terbiasa dan nyaman dengan aktivitas digital selama 5 tahun kedepan.
Sedangkan porsi Jakarta pada PDB nasional akan menurun hingga 5-6% pada 2030.
Dokumen tersebut menyimpulkan, perdagangan elektronik dan fintech akan muncul sebagai sektor terbesar selama adopsi digital dilakukan secara massal pada kota non-metropolitan. (RCS)