Semen Indonesia Gandeng Bank BTN Pulihkan Sektor Perumahan
JAKARTA – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG) menjalin kerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dalam percepatan pemulihan sektor perumahan. Kerja sama ini untuk mendukung Pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi rangkaian kegiatan mengurangi dampak COVID-19 terhadap perekonomian Nasional. Direktur Utama SIG Hendi […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG) menjalin kerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dalam percepatan pemulihan sektor perumahan.
Kerja sama ini untuk mendukung Pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi rangkaian kegiatan mengurangi dampak COVID-19 terhadap perekonomian Nasional.
Direktur Utama SIG Hendi Prio Santoso menjelaskan, melalui kerja sama ini SIG menyediakan solusi teknologi konstruksi melalui One-Day-One-Home (Dynahome) sebagai solusi pembangunan rumah dengan metode cetak di tempat.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Sehingga mempercepat proses pekerjaan dinding rumah dengan kualitas tinggi dalam satu hari secara massal dengan biaya yang efisien,” ungkap Hendi melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 Juli 2020.
Penandatanganan kerja sama antara SIG dan BTN dilakukan Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso dan Direktur Utama BTN, Pahala N. Mansury pada acara “Webinar Sinergi Untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan” secara virtual yang diselenggarakan oleh BTN dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF pada Rabu, 29 Juli 2020.
Lebih lanjut Hendi menambahkan, Dynahome bisa membantu stakeholders untuk menjawab tantangan kebutuhan rumah. Waktu pengerjaan konstruksi dinding, kolom, dan atap dilakukan dalam 1 hari sehingga dapat memangkas proses keseluruhan pembangunan, dan memungkinkan untuk pelaksanaan serah terima rumah hanya dalam 7 hari.
“Teknologi Dynahome dapat menyelesaikan pekerjaan pembangunan rumah 3 kali lebih banyak (336 rumah dalam 90 hari) dibanding metode konvensional,” terang Hendi.
Selain itu, lanjut Hendi, teknologi konstruksi Dynahome dapat memberikan solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh stakeholders dalam pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia. Tantangan bagi developer yaitu lamanya proses konstruksi rumah yang menghambat waktu akuisisi customer.
Meski begitu, ada tantangan bagi kontraktor yakni periode konstruksi lama yang mempengaruhi pemanfaatan kredit modal kerja, akurasi perencanaan dan realisasi terhadap proses konstruksi. “Sedangkan tantangan bagi pemilik rumah adalah kualitas rumah layak huni serta lamanya waktu menunggu rumah terbangun,” jelas Hendi.
Kredit BTN
Sementara itu, Direktur Utama BTN, Pahala N. Mansury menuturkan, sebagai salah satu entitas perbankan dalam ekosistem perumahan ini, adanya keberpihakan pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin yang segar.
“Kredit yang dialirkan Bank BTN juga memiliki dampak ekonomi jangka panjang. Sebab, kredit tersebut akan menjadi tempat tinggal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tidak hanya itu, kredit yang disalurkan ke sektor perumahan pun akan memberikan multiplier effect terhadap industri lainnya,” jelasnya.
Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara menambahkan, bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan bagian dari kebijakan luar biasa yang ditempuh pemerintah untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19. “Terutama dampak terhadap ekonomi yang mengalami penurunan tajam akibat COVID-19,” kata Suahasil.
PEN juga digelontorkan untuk industri perumahan mengingat dampak lanjutan yang besar dari akselerasi di sektor tersebut. “Program PEN dirancang untuk mengakselerasi permintaan dan penawaran, termasuk di sektor perumahan yang memberikan multiplier effect ke industri lainnya,” imbuh Suahasil.