Semen Indonesia Kelola Sampah Kota Jadi Bahan Bakar Alternatif
- Partisipasi SIG dalam mengelola sampah kota ditunjukkan dengan prinsip ekonomi sirkular melalui konversi sampah menjadi refuse-derived fuel atau RDF.
BUMN
JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi semen turut berpartisipasi kelola sampah kota menjadi bahan bakar alternatif.
Melansir Kabar BUMN, partisipasi SIG dalam mengelola sampah kota ditunjukkan dengan prinsip ekonomi sirkular melalui konversi sampah menjadi refuse-derived fuel atau RDF. Inisiatif tersebut merupakan jawaban SIG dari masalah sampah di Indonesia. Pada 2022, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatatkan terdapat 12,362 juta ton sampah yang tidak terkelola, dan memerlukan peran aktif dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Inisiatif pengelolaan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini tidak hanya membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah, namun juga membantu SIG memperoleh sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Pemanfaatan RDF sendiri adalah salah satu inisiatif strategis perlindungan terhadap lingkungan dalam Sustainability Roadmap SIG dan mendukung perusahaan merealisasikan target penurunan emisi karbondioksida.
- Mewah dan Ikonik Tampilan 3 Mobil Baru BMW di GIIAS 2023
- Bagaimana Nol Emisi Dapat Tercapai dengan ESG?
- Menkeu Dorong Pemda Percepat Belanja Daerah
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyebutkan anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia atau SBI telah memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik Narogong dan Pabrik Cilacap. Dari tahun 2020 hingga 2022, dua pabrik tersebut mencatatkan total pemanfaatan RDF mencapai 76 ribu ton, yang berasal dari TPST Bantargebang, RDF Plant Jeruklegi Cilacap dan TPST Wangon Banyumas.
Di Kabupaten Cilacap, SBI tidak hanya menggunakan RDF hasil produksi RDF Plant Jeruklegi milik Pemkab Cilacap, namun juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Sejak pertama kali diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, pada 21 Juli 2020 lalu, kini fasilitas RDF Cilacap mampu mengolah 160 ton sampah setiap harinya untuk menghasilkan sekitar 70 ton RDF per hari. Dengan angka tersebut, 40 ton batu bara per hari berpotensi untuk digantikan dengan RDF.
"Melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif, ketergantungan pada sumber energi fosil dapat ditekan, sumber daya alam dapat dilestarikan dan emisi gas karbon dapat diturunkan,” ujar Vita.
Selain RDF, SIG juga memanfaatkan sumber bahan bakar alternatif lainnya yang bersumber dari biomassa dan limbah industri. Rangkaian inisiatif SIG dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini telah mendukung perusahaan dalam merealisasikan target penurunan emisi CO2.