Semen Laris, Indocement (INTP) Bukukan Penjualan Rp10,6 Triliun
- JAKARTA - Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meraup penjualan sebesar Rp10,6 triliun pada kuartal III-2021. Jumlah ini naik 4,95% yea
Korporasi
JAKARTA - Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meraup penjualan sebesar Rp10,6 triliun pada kuartal III-2021. Jumlah ini naik 4,95% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp10,1 triliun.
Menilik laporan keuangan Indocement di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan terbesar disumbang oleh penjualan semen dengan pihak ketiga yang sebesar Rp9,7 triliun. Angka ini tumbuh 4,3% yoy dari Rp9,3 triliun per kuartal III-2020.
Selain itu, penjualan semen dengan pihak berelasi juga melonjak hingga 115,6% yoy menjadi Rp179 miliar. Sebelumnya, pos ini menyumbang Rp83 miliar per kuartal III-2020.
Untuk penjualan beton siap pakai, Indocement memperoleh Rp750 miliar, naik 1,35% yoy dari Rp740 miliar per kuartal III-2020. Adapun penjualan agregat menyumbang nilai paling rendah dibandingkan lainnya, yakni Rp16 miliar. Kendati demikian, kenaikannya mencapai 967% yoy dari kuartal III-2020 yang sebesar Rp1,5 miliar.
- Rentan, Perlindungan Pekerja Perempuan di Masa Pandemi Jadi Sorotan
- GIIAS 2021: Resmi Dibuka Hari Ini Hingga 21 November 2021, Banyak Peluncuran Mobil dan Motor Baru
- Gagal Kantongi Duit PMN, BNI Kukuh Perkuat Modal
Direktur & Corporate Secretary Antonius Marcos menjelaskan, Indocement mencatat volume penjualan domestik, baik semen maupun klinker secara keseluruhan sebesar 12,7 juta ton pada sembilan bulan pertama tahun ini. Angka ini lebih tinggi 594,8 ribu ton atau 4,9% dari periode yang sama tahun lalu.
Tercatat, volume penjualan Indocement untuk luar Jawa tumbuh 9,2% dengan pangsa pasar lebih tinggi dari Jawa, yakni 34,1%.
“Peningkatan di luar Jawa terutama terjadi di Sulawesi dengan pertumbuhan volume penjualan sebesar 48 persen, dengan pangsa pasar 9,3 persen,” jelasnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis, 11 November 2021.
Menurutnya, hal ini didukung oleh pertumbuhan produk bulk dari proyek smelter di Konawe, diikuti oleh pertumbuhan penjualan di Kalimantan sebesar 12,7% dengan pangsa pasar 21%. Adapun pertumbuhan penjualan dari Sumatera sebesar 9,5% dengan pangsa pasar 13%.
Di sisi lain, Indocement mencatat kenaikan beban pokok pendapatan pada periode ini. Semula Rp6,7 triliun per kuartal III-2020 menjadi Rp7 triliun per kuartal III-2021.
Antonius bilang, beban ini mengikuti pertumbuhan volume penjualan. Meskipun demikian, ia mengaku dapat menekan kenaikan biaya produksi lebih rendah meskipun harga batu bara tinggi.
- BI: Pencatatan Keuangan Profesional jadi Pilihan Wajib UMKM untuk Naik Kelas
- Operasional Disetop OJK, Siapa PT OVO Finance Indonesia (OFI)?
- Garuda Indonesia Tutup 97 Rute dan Kandangkan 6 Jenis Pesawat Tahun Depan
Indocement, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan bahan bakar alternatif dan batu bara dengan nilai kalori rendah (low calorific value/LCV), serta pengoperasian kiln yang paling efisien. Selain itu, penerapan biaya distribusi yang lebih rendah serta efisiensi di biaya penjualan dan administrasi juga dilakukan oleh perseroan.
Lalu untuk laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik 8,19% yoy menjadi Rp1,2 triliun, dari sebelumnya Rp1,1 triliun per kuartal III-2020.
Total liabilitas Indocement mengalami penurunan 7,84% year-to-date (ytd) dari Rp5,1 triliun per Desember 2020 menjadi Rp4,7 triliun per September 2021.
Begitu pula dengan ekuitas yang menyusut 2,7% ytd menjadi Rp21,5 triliun, dari Rp22,1 triliun per akhir 2020.
Penurunan juga terjadi untuk kas dan setara kas, jumlahnya menjadi Rp6,8 triliun per September 2021. Lebih rendah 11,6% ytd dari Rp7,7 triliun pada awal periode.
Adapun total aset Indocement tercatat sebesar Rp26,2 triliun per September 2021, menyusut 4% dari Rp27,3 triliun per Desember 2020.