<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengeklaim berhasil melakukan efisiensi biaya di lapangan sebesar US$500 juta hingga US$600 juta pada kuartal-I tahun 2021. / Ilustrasi. Sumber: esdm.go.id</p>
Industri

Semester I-2021, Industri Migas Catat Penerimaan Negara Rp96,7 Triliun

  • JAKARTA – Industri minyak dan gas bumi (migas) mencatatkan penerimaan negara sebesar US$6,67 miliar atau setara Rp96,7 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar A
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Industri minyak dan gas bumi (migas) mencatatkan penerimaan negara sebesar US$6,67 miliar atau setara Rp96,7 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat) sepanjang semester I-2021.

Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, penerimaan negara tersebut dipengaruhi oleh harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh pada tahun lalu.

“Harga Indonesian Crude Price (ICP) menunjukkan kenaikan, bahkan per Juni 2021 mencapai US$70,23 per barel. Momentum ini akan kami gunakan secara maksimal untuk mendorong kegiatan operasi,” mengutip keterangan resmi, Senin, 19 Juli 2021.

Selain itu, SKK Migas juga mengoptimalkan kegiatan dan biaya melalui pemilihan prioritas kegiatan work order dan maintenance routine da inspection, serta efisiensi general administration akibat adanya pembatasan mobilitas.

Selama ini, lanjutnya, upaya tersebut berhasil membuat biaya minyak per barel pada menjadi US$12,17 per Barrel of Oil Equivalent (BOE), lebih rendah dibandingkan semester I-2020 yang sebesar US$13,71/BOE. Ia pun meyakini, penerimaan negara dari sektor hulu migas pada akhir 2021 bisa mencapai sebesar Rp154 triliun.

Realisasi Investasi Hulu Migas

Sebagai informasi, realisasi investasi hulu migas pada awal tahun ini tercatat sebesar US$873,2 juta atau setara 7,05% dari target sebesar US$12,38 miliar.

Capaian tersebut diketahui lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$767,5 juta atau 5,5% dari target. Realisasi investasi sebesar US$873,2 juta ini pun diklaim berdampak pada kelancaran proyek hulu migas.

SKK Migas mengaku, akan terus mengawal investasi dari berbagai aspek, termasuk perizinan serta pengadaan barang dan jasa. Hal ini diperlukan dukungan dari berbagai instansi terkait, termasuk  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar program kerja 2021 dapat dijalankan sesuai target yang ditetapkan.