Semester I-2022, Laba Bersih Tower Bersama Naik 24 Persen
- Jika pendapatan enam bulan pertama 2022 ini disetahunkan, maka total pendapatan Perseroan mencapai Rp6,65 triliun
Korporasi
JAKARTA -PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,30 triliun, naik 11,18% dari periode sebelumnya Rp2,97 triliun. Jika pendapatan enam bulan pertama 2022 ini disetahunkan, maka total pendapatan Perseroan mencapai Rp6,65 triliun. Dengan kinerja pendapatan tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk TBIG naik 24,5% dari Rp663,2 miliar menjadi Rp826,1 miliar.
Direktur Utama TBIG, Hardi Wijaya Liong mengatakan sepanjang paruh pertama 2022, pendapatan TBIG ditopang 40.291 penyewaan dan 21.376 sites telekomunikasi. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 21.265 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.180, maka rasio kolokasi(tenancy ratio) perseroan menjadi 1,89x.
“Di enam bulan pertama2022, kami telah menambahkan 1.552 penyewaan ke dalam portofolio kami yang terdiri dari 883 sites telekomunikasi dan 669 kolokasi. Peningkatan penyewaan bersih dari Group lebih rendah karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom di awal tahun,” kata dia dalam laman resmi, dikutip Senin, 12 September 2022.
- Pangsa Pasar Sentuh Rp25,2 Triliun, Pemerintah Genjot Bisnis Penerbangan dan Dirgantara Domestik
- Luhut Bongkar Biang Kerok Bengkaknya Subsidi dari Tahun ke Tahun, Solusinya Apa?
- Di balik Kian Maraknya Gedung Perkantoran Berkonsep ESG
Direktur Keuangan TBIG, Helmy Yusman Santoso menambahkan, per 30 Juni 2022, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan, jika termasuk bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilai mencapai Rp25,22 triliun dan total pinjaman senior (ross senior debt) sebesar Rp2,50 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp718 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt ) menjadi Rp24,50 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt ) perseroan menjadi Rp1,78 triliun.
Menggunakan EBITDA kuartal II- 2022 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,2x.
Per akhir kuartal II-2022, 90% utang kami adalah obligasi berbunga tetap dalam mata uang lokal dan asing, Selain itu, kami kembali mengakses pasar obligasi Rupiah melalui program Obligasi Rupiah Berkelanjutan V kami pada Agustus dan mengumpulkan total Rp2,2 triliun obligasi lokal rupiah. Secara umum, biaya pembiayaan kami terus turun dari 7,6% di 2021 menjadi 6,3% saat ini," kata Helmy.