Bali-Handara-Golf-Gate.jpeg
Destinasi & Kuliner

Semester Pertama 2023, Jumlah Wisman yang Dideportasi dari Bali Meningkat

  • Tiga wisman yang paling banyak dideportasi berasal dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Destinasi & Kuliner

Bintang Surya Laksana

DENPASAR - Salah satu destinasi pariwisata Internasional, Bali, dilaporkan mengalami peningkatan dalam mendeportasi wisman. Dilaporkan CNA, wisman di  Bali yang telah dideportasi selama tujuh bulan pertama tahun ini lebih banyak dari pada satu tahun di tahun lalu.

Kepala Kementerian Hukum dan HAM Bali, Anggiat Napitupulu, menyebutkan wisman yang dideportasi pada tahun lalu dalam setahun adalah sebanyak 188 orang. Sedangkan pada Januari hingga Juli 2023 ini, wisman yang telah dideportasi adalah sebanyak 198 orang.

Anggiat menyebutkan peningkatan jumlah pengunjung ke Pulau Dewata tersebut dikhawatirkan akan meningkatkan potensi jumlah pelanggaran. “Jumlah WNA yang datang tahun lalu masih di bawah 2 juta. Sekarang sampai Juli saja sudah 2,6 juta orang,” ujarnya.

 “Jumlah WNA yang datang tahun lalu masih di bawah 2 juta. Sekarang sampai Juli saja sudah 2,6 juta orang,” sebut Anggiat.

Tiga wisman yang paling banyak dideportasi berasal dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris. Umumnya, pelanggaran yang sering dilakukan oleh wisman adalah overstay atau pekerjaan ilegal.

Menurut Dedi Dinarto, Lead Analyst dari firma penasihat kebijakan publik Global Counsel, kebijakan tersebut kemungkinan akan menghambat orang asing yang bermaksud datang ke Bali untuk melakukan pekerjaan ilegal.

Dia menyatakan bahwa meskipun penegakan hukum di Indonesia cenderung lemah, kebijakan imigrasi agak lebih ketat, dan sistem dan database imigrasi dapat dengan mudah mengidentifikasi wisatawan yang overstay di Bali.

Dedi menambahkan bahwa meskipun jumlah deportasi meningkat, hal ini tidak akan berdampak signifikan pada sektor pariwisata Bali. Dedi menyebutkan, hal itu karena data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan asing terus meningkat sejak pembukaan kembali perbatasan setelah pandemi.