Seminggu Sejak Serangan Iran ke Israel, Rupiah Sudah Anjlok 421 Poin
- Jika dihitung berdasarkan pergerakannya dalam sepekan ini, rupiah sudah melemah sebanyak 421 poin dari Rp15.839 per-dolar AS yang merupakan nilai kurs rupiah di akhir perdagangan pekan lalu (12 April 2024).
Dunia
JAKARTA – Dalam satu minggu perdagangan sejak serangan Iran ke Israel pada hari Sabtu, 13 April 2024, nilai kurs rupiah sudah anjlok hingga 421 poin.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 19 April 2024, nilai kurs rupiah ditutup melemah 81 poin di posisi Rp16.260 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dihitung berdasarkan pergerakannya dalam sepekan ini, rupiah sudah melemah sebanyak 421 poin dari Rp15.839 per-dolar AS yang merupakan nilai kurs rupiah di akhir perdagangan pekan lalu (12 April 2024).
- Telkom (TLKM) Raup Laba Bersih Kuartal I-2024 Senilai Rp6,05 Triliun
- Kementerian ESDM Lakukan Lelang Prioritas Tiga Blok Tambang Nikel di Sulsel
- Raja Menara (MTEL) Raup Laba Bersih Kuartal I-2024 Rp520 Miliar
Sejak pertengahan Maret hingga awal April, rupiah memang mencatat tren melemah seiring dengan tingka inflasi AS yang masih tinggi. Pelemahan rupiah terus berlanjut dan semakin dalam setelah pecahnya konflik di antara Iran dan Israel.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa fokus pelaku pasar saat ini tertuju kepada konflik Iran dan Israel, terutama setelah eskalasi konflik keduanya meningkat setelah Israel melancarkan serangan balasan pada Kamis, 18 April 2024 waktu setempat.
“Yang menjadi perhatian khusus adalah ledakan di kota Isfahan, yang terletak di dekat beberapa fasilitas nuklir Iran. Iran awal pekan ini telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang situs nuklirnya, dan bahkan mungkin mempertimbangkan kembali pembuatan senjata nuklir dalam skenario seperti itu,” kata Ibrahim dikutip dari risetnya, Jumat, 19 April 2024.
Dengan konflik yang semakin alot di Timur Tengah, pelaku pasar pun kini menyoroti kembali aset safe haven seperti dolar Amerika Serikat (AS) sehingga mata uang rupiah tertekan.
“Dolar kembali menguat, harga emas saat ini juga sudah terbang,” kata Ibrahim.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Tajam Akibat Serangan Rudal Israel ke Iran
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menegaskan mata uang rupiah akan tetap stabil di tengah konflik Iran-Israel yang masih mengalami eskalasi.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, BI menilai bahwa ekonomi Indonesia, sebagai salah satu negara emerging market (EMEs), mampu mengatasi dampak dari ketidakpastian global.
Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian akan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Erwin menyatakan bahwa kekuatan ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya turut berdampak kepada kekuatan rupiah, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden serta koordinasi yang erat antar lembaga.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun dikatakan Erwin telah membuat pernyataan dalam sidang International Monetary Fund (IMF) World Bank di Washington DC, 18 April 2024, yang mana dalam kesempatan tersebut Perry menegaskan bahwa pihaknya terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan.
- Pentagon Ciptakan Predator Bawah Air Baru: Manta Ray yang Misterius
- Iran - Israel Memanas, Saham ANTM dan MBMA Layak Dikoleksi
- Catat! Hari Ini Cum Dividen Jumbo ITMG Rp1.747 per Saham
BI terus berupaya menjaga stabilitas Rupiah dengan melakukan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan.
Selain itu, pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar juga menjadi fokus BI, dengan operasi moneter yang pro-market dan integrasi yang mendalam dengan pasar uang. Semua ini bertujuan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
“Demikian pula pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operası moneter yang “pro-market" dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Erwin dikutip dari situs resmi BI, Jumat, 19 April 2024.