Sempat Cetak Rekor, Pendapatan Apple Diprediksi Turun di Kuartal IV-2021
- Saham Apple Inc. tergelincir sebanyak 2,9 persen di akhir perdagangan Selasa, 27 Juli 2021 setelah perusahaan mengeluarkan peringatan kemungkinan mengalami perlambatan pertumbuhan pendapatan di sisa kuartal tahun ini.
Dunia
JAKARTA -- Saham Apple Inc. tergelincir sebanyak 2,9 persen di akhir perdagangan Selasa, 27 Juli 2021 setelah perusahaan mengeluarkan peringatan kemungkinan mengalami perlambatan pertumbuhan pendapatan di sisa kuartal tahun ini.
Melansir Bloomberg, Rabu, 28 Juli 2021, tren perlambatan pertumbuhan pendapatan raksasa teknologi multinasional ini terjadi akibat pertumbuhan penjualan yang mungkin melambat dan pasokan semakin ketat akibat pembatasan di masa pandemi COVID-19.
- Marak Penggunaan Nomor dan Akun Palsu, BCA Luncurkan Aplikasi haloBCA
- Survei Lingkungan Belajar Dorong Iklim Keamanan dan Kebinekaan yang Baik
- Harga Emas Hari Ini: Antam Stagnan, Pegadaian Turun Rp2.000
Perusahaan mengatakan bahwa kendala pasokan akan mempengaruhi iPhone dan iPad pada kuartal keempat. Diketahui bahwa iPhone dan iPad merupakan produk inti dari perusahaan milik Steve Jobs ini.
Meski demikian, Apple menolak memberikan perkiraan pendapatan spesifik, keputusan yang biasa mereka lakukan setelah pandemi menerjang dunia sejak 2020 lalu.
Kekurangan suku cadang dan tambal sulam pembatasan COVID-19 akan terus membebani bisnis Apple tahun ini. Banyak bisnis telah membatasi pandangan mereka dalam menghadapi ketidakpastian pandemi.
Namun, perusahaan masih mengharapkan pertumbuhan dua digit "kuat" pada kuartal IV.
Cetak Rekor di Kuartal III
Pada kuartal III-2021, Apple mencetak rekor pendapatan tinggi selama pandemi. Dimana terjadi kenaikan penjualan produk perusahaan sebesar 36 persen, dengan pendapatan sekitar US$81,4 miliar atau setara Rp1.180 triliun (kurs Rp14.500).
Lonjakan pendapatan ini di luar perkiraan Wall Street yang menaksir sebesar US$73,8 miliar. Namun tetap saja, investor pada umumnya masih bersikap "wait and see".
Untuk saat ini, bisnis Apple memang sedang naik-naiknya. IPhone, produk inti Apple, tumbuh sekitar 50 persen menjadi US$39,6 miliar pada kuartal III, mengalahkan proyeksi perusahaan sebesar US$34,6 miliar.
- BEI Kocok Ulang Daftar Indeks Saham LQ45, ARTO dan BRIS Berpotensi Masuk?
- Daftar Anyar Calon Bank Digital
- Pembangunan SPKLU di Ambon Habiskan Dana Rp1,28 Miliar
Apple juga melaporkan pendapatan untuk iPad mencapai US$7,37 miliar, atau tumbuh 12 persen, melampaui ekspektasi US$7,13 miliar. Untuk Mac, Apple melaporkan pendapatan US$8,24 miliar, atau tumbuh 16 persen, melebihi perkiraan US$8 miliar.
Sementara itu, untuk segmen perangkat yang dapat dikenakan, rumah, dan aksesoris tumbuh 36 persen menjadi US$8,78 miliar. Beberapa produk untuk kategori ini adalah Apple Watch, AirPods, Apple TV, HomePod, dan berbagai aksesori lainnya.
Apple sebelumnya memperingatkan bahwa pendapatan kuartal ketiga akan mencapai US$3 miliar hingga US$4 miliar karena kekurangan chip yang memengaruhi beberapa komponen iPad dan Mac. Sementara, laba untuk kuartal ketiga adalah US$1,30 per saham, dibandingkan dengan perkiraan US$1,01 per saham.
Kuartal ketiga biasanya merupakan salah satu periode paling lambat Apple, karena konsumen menunggu peluncuran ponsel baru sekitar September, tetapi penjualan iPhone 12 5G yang laku keras tampaknya membantu perusahaan melawan tren itu.
"Rekor kinerja operasi kuartal Juni kami termasuk rekor pendapatan baru di setiap segmen geografis kami," kata Chief Financial Officer Apple, Luca Maestri.
"Apple terus melakukan investasi signifikan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, menghasilkan US$21 miliar arus kas operasi, dan mengembalikan US$29 miliar kepada pemegang saham selama kuartal ketiga," imbuhnya.
Sementara itu, pendapatan layanan mencapai US$17,5 miliar, di atas perkiraan US$16,3 miliar dan sepertiga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Bisnis ini sangat bergantung pada penjualan dari pembelian dalam aplikasi dan unduhan aplikasi pihak ketiga, dan Apple baru-baru ini menurunkan pemotongan yang diperlukan untuk sebagian besar aplikasi menjadi 15 persen dari 30 persen.
Perusahaan telah meluncurkan banyak layanan baru dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Apple TV+ dan Apple Arcade, tetapi belum disebutkan bagaimana kinerjanya.
Debut ipad Pro
Apple memulai debut model iPad Pro baru pada bulan April 2021, tetapi jalur penjualannya dibatasi karena masalah membangun layar baru untuk model yang lebih besar.
Sejak Juni,semua toko ritel Apple dibuka kembali, dan perusahaan juga telah memulai program hybrid untuk membantu staf bekerja dari rumah atau toko dengan lebih fleksibel.
Ketika ekonomi terus dibuka kembali karena vaksin, permintaan untuk perangkat Apple secara umum meningkat. Namun dengan munculnya varian Delta telah membuat Apple menunda kembali mandat pengembalian kantor karyawan setidaknya satu bulan, dan telah mengembalikan aturan penyembunyian di dalam toko ritel.
Analis Wedbush Securities, Dan Ives mengatakan, Apple harus membantu meletakkan dasar untuk mencapai nilai pasar US$3 triliun selama tahun depan. Saham telah naik 11 persen sepanjang tahun ini, memberikan valuasi sekitar US$2,5 triliun.
"Kami akan mencirikan ini sebagai kinerja 'medali emas' oleh Apple selama kuartal ini terutama ketika mempertimbangkan kekurangan chip," katanya.*