<p>Karyawan menunjukkan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sempat Menukik, Harga Emas Rebound

  • CHICAGO- Harga emas merangkak naik pada akhir perdagangan Kamis pagi waktu Indonesia, setelah sehari sebelumnya mencatat penurunan terburuk dalam tujuh tahun terakhir. Penurunan terkait  data ekonomi yang suram memunculkan kekhawatiran atas perlambatan pandemi COVID-19. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bangkit US$2,7 atau 0,14 persen menjadi ditutup […]

Industri
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

CHICAGO- Harga emas merangkak naik pada akhir perdagangan Kamis pagi waktu Indonesia, setelah sehari sebelumnya mencatat penurunan terburuk dalam tujuh tahun terakhir. Penurunan terkait  data ekonomi yang suram memunculkan kekhawatiran atas perlambatan pandemi COVID-19.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bangkit US$2,7 atau 0,14 persen menjadi ditutup pada US$1.949 per ounce. Emas berjangka anjlok US$93,4 atau 4,58 persen menjadi US$1.946,3 sehari sebelumnya (11/8/2020).

Emas berjangka juga terangkat US$11,7 atau 0,58 persen menjadi US$2.039,70 pada Senin (10/8/2020), setelah jatuh US$41,4 atau 2,00 persen menjadi US$2.028,00 pada Jumat (7/8/2020), berbalik dari kenaikan 20,1 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 2.069,40 dolar AS pada Kamis (6/8/2020).

“Penurunan emas (Selasa) adalah koreksi yang sehat, ini memungkinkan lebih banyak orang untuk masuk, sehingga harga akan naik lagi dan pada akhir tahun kita akan melihat tertinggi baru sepanjang masa dengan emas mungkin US$2.500 per ounce,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

“Kami memiliki semua faktor fundamental yang mendukung emas,” katanya. Federal Reserve Amerika akan tetap dovish untuk jangka waktu yang lama, mereka telah mengatakan bahwa mereka akan membiarkan inflasi naik di atas target mereka.”

Langkah stimulus besar cenderung mendukung emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (12/8/2020) menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik 0,6 persen pada Juli, yang mendukung emas.

Kekhawatiran atas kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi sehingga ekonomi Inggris menyusut dengan rekor 20,4 persen pada kuartal kedua mendukung daya tarik emas bersama dengan melemahnya dolar, yang turun 0,3 persen.

“Ekonomi global masih menghadapi sejumlah masalah yang memiliki kapasitas untuk mendukung emas,” kata James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC dalam sebuah catatan.

“Ini termasuk risiko geopolitik dan stimulasi moneter dan fiskal yang sedang berlangsung. Faktor-faktor ini akan menahan penurunan lebih lanjut. “

Semua mata tertuju pada paket bantuan virus corona AS setelah pembicaraan antara Gedung Putih dan Demokrat di Kongres gagal pekan lalu.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 7,0 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada US$25,979 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$12,2 atau 1,26 persen menjadi menetap pada US$959,2 per ounce.