Wisma RMK milik emiten tambang batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE) / Dok. RMK Energy
Pasar Modal

Sempat Oversubscribed, Saham RMKE Justru Keok pada Debut Perdana

  • Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham RMKE terkoreksi 3,88% menuju level harga Rp198 per lembar saham pada pukul 14.25 WIB.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Saham emiten jasa pertambangan batu bara milik Tony Saputra, PT RMK Energy Tbk (RMKE) bergerak melemah pada debut perdana perdagangannya, Selasa, 7 Desember 2021.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham RMKE terkoreksi 3,88% menuju level harga Rp198 per lembar saham pada pukul 14.25 WIB, dan ditutup melemah 2,91% ke level Rp200 per lembar. Sejak pagi tadi, saham RMKE bergerak pada rentang Rp192 – Rp210 per lembar.

RMK Energy resmi melakukan pencatatan perdana saham (listing) di papan utama BEI dengan harga penawaran Rp206 per lembar. Perseroan menjadi perusahaan tercatat ke-48 yang tercatat di BEI selama tahun 2021.

RMKE bergerak pada sektor Energy dengan sub sektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri RMKE adalah Coal dengan Sub Industri Coal Distribution. Kapitalisasi pasar perseroan adalah senilai Rp901.250.000.000. 

Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan aktivitas perusahaan holding yang berbasis di Sumatera Selatan ini melepas 875 juta saham baru atau setara 20% saham kepada publik.

Dengan demikian, jumlah perolehan dana dari IPO yang diraup perseroan sebesar Rp180,25 miliar, sedikit lebih rendah dari potensi dana awal yang diincar sebanyak-banyaknya Rp201,25 miliar.

RMKE menunjuk PT Indo Capital Sekuritas, PT Victoria Sekuritas Indonesia, PT Erdhika Elit Sekuritas, dan PT Semesta Indovest Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, PT Phillip Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.

Sebelumnya, Direktur Indo Capital Sekuritas, Herman Sutanto mengungkapkan bahwa RMKE telah menyelenggarakan penawaran umum pada 30 November – 3 Desember 2021. Pada saat itu, terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) pada saham RMKE. 

“Pasar merespons saham RMKE dengan luar biasa dan mengalami oversubscribe hingga 16 kali," ujarnya beberapa waktu lalu.