Sempat Rugi Rp312,29 Miliar, Barito Pasific Milik Prajogo Pangestu Jadi Untung di Kuartal III
JAKARTA – Kinerja emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mulai menunjukkan sedikit perbaikan di kuartal III-2020. Tercatat per September 2020, Barito Pacific mampu membalikkan keadaan rugi pada kuartal II-2020 menjadi untung. Menyadur laporan keuangan terbaru perseroan, BRPT berhasil mencetak laba bersih senilai US$11,29 juta atau setara Rp161,68 miliar (kurs Jisdor […]
Industri
JAKARTA – Kinerja emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mulai menunjukkan sedikit perbaikan di kuartal III-2020. Tercatat per September 2020, Barito Pacific mampu membalikkan keadaan rugi pada kuartal II-2020 menjadi untung.
Menyadur laporan keuangan terbaru perseroan, BRPT berhasil mencetak laba bersih senilai US$11,29 juta atau setara Rp161,68 miliar (kurs Jisdor Rp14.321 per dolar AS). Nilai ini berbanding terbalik dengan capaian kuartal II-2020 yang masih mengalami kerugian US$21,81 juta atau Rp312,29 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meski demikian, jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy), laba bersih BRPT masih terkoreksi 9,46% dari sebelumnya US$12,47 pada kuartal III-2019.
Secara keseluruhan, pendapatan bersih Barito Pacific di triwulan ketiga tahun ini juga masih mengalami sedikit koreksi jika dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya. Turun 6% dari US$1,77 miliar menjadi hanya US$1,67 miliar.
Pendapatan sektor petrokimia domestik masih mendominasi dengan porsi 54,58% atau US$909,2 juta. Nilai tersebut melorot 10,86% dibandingkan capaian kuartal III-2019 yang menyentuh US$1,02 juta.
Penurunan pendapatan petrokimia domestik ini juga diikuti dengan koreksi dari lini ekspornya. Dari laporan keuangan itu terlihat bahwa pendapatan petrokimia ekspor juga turun 2,68% dari US$359,93 juta menjadi US$350,26 juta.
Likuiditas
Sebaliknya, saat pendapatan berkurang, beban penjualan Barito Pacific justru meningkat tipis 3,09% dari US$31,21 juta menjadi US$32,17 juta. Pun demikian dengan beban kerugian kurs mata uang yang melesat tajam 31,51% dari US$2,49 juta menjadi US$3,28 juta.
Dari pos kewajiban, total liabilitas BRPT saat ini sudah mencapai US$4,29 miliar. Sedangkan ekuitasnya sebesar US$2,98 miliar.
Kini, total aset perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini telah mencapai US$7,27 miliar. Nilai tersebut terdiri dari aset lancar US$1,67 miliar dan aset tidak lancar US$5,6 miliar.
Sebagaimana diketahui, per September 2020, mayoritas saham BRPT masih digenggam oleh Prajogo Pangestu dengan proporsi kepemilikan sebesar 72,18%. Pria kelahiran Kebumen 1944 ini merupakan salah satu orang terkaya nomor 3 di Indonesia versi Forbes 2019. Kekayaannya ditaksir mencapai US$4,6 miliar atau Rp106,4 triliun.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan sesi I Jumat, 6 November 2020, saham BRPT ditutup menguat 10 poin pada level Rp935 per lembar. Kapitalisasi pasar BRPT hingga saat ini mencapai Rp86,85 triliun.