Sempat Suudzon, Rusia Kembali Alirkan Gas Alam ke Jerman
- Perusahaan juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah dalam proses melanjutkan aliran gas ke seluruh negara Eropa
Dunia
MOSCOW- Perusahaan pemasok gas alam milik Rusia, Nord Stream 1 kembali membuka pipa utama yang menghubungkan aliran gas dari Rusia ke Jerman.
Perusahaan juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah dalam proses melanjutkan aliran gas ke seluruh negara Eropa.
Mengutip CNBC pada Kamis, 21 Juli 2022, juru bicara Nord Stream mengkonfirmasi melalui sebuah surel bahwa perusahaan sedang dalam proses melanjutkan transportasi gas.
“Dibutuhkan beberapa jam untuk mencapai volume transportasi yang dinominasikan,” tulis surel tersebut seperti dilansir oleh TrenAsia.com.
- Ternyata Ini Alasan BPOM Tarik Produk Es Krim Rasa Vanila Merek Haagen Dazs
- Gara-Gara Inflasi! Penguin di Kebun Binatang Jepang Puasa Makan Enak
- BI Tahan Suku Bunga di 3,5 Persen, Rupiah Diganjar Pelemahan 46 Poin ke Level Rp15.036 per USD
Berdasarkan pantauan dari situs Nord Stream, memang tampak peningkatan arus aliran gas di pipa 1 dari nol menjadi 29.284.591 kWh/jam untuk pukul 06.00-0700 waktu Eropa Tengah.
Aliran gas menuju Eropa terakhir kali terlihat beroperasi pada 10 Juli 2022. Sebelum pada akhirnya terjadi pemeliharaan sehingga menyebabkan aliran Gas dari Rusia ke Eropa harus terhenti.
Meski masih terdistribusi, aliran gas dari Rusia ke Eropa memang sedikit berkurang pasca terjadinya serangan Rusia ke Ukraina Februari lalu.
Saat Rusia menghentikan pasokan gasnya lantaran perawatan. Sejumlah negara Eropa merasa khawatir bahwa negeri beruang merah itu akan menutup aliran gasnya ke benua biru selamanya.
Sebab seperti diketahui, mayoritas negara Eropa seperti Jerman memang bergantung pada bahan bakar fosil dan gas dari Rusia selama bertahun tahun lamanya.
Semenjak terjadinya invasi ke Ukraina, sejumlah negara Eropa memberlakukan sanksi pada Rusia. Hal ini kemudian berdampak pada aksi lanjutan dari Negara Eropa yang akhirnya mencari alternatif pemasok sumber energi baru seperti Israel dan Qatar.