Sempat Tak Rilis Data Enam Bulan, China Umumkan Tingkat Pengangguran Capai 14,9 Persen
- Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun mencapai 14,9% pada bulan Desember, tetapi angka tersebut tidak termasuk mereka yang masih bersekolah.
Dunia
JAKARTA - Setelah sempat tak rilis data selama enam bulan, China akhirnya mengumumkan kembali tingkat pengangguran kaum muda pada hari Rabu, 17 Januari 2024.
Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun mencapai 14,9% pada bulan Desember, tetapi angka tersebut tidak termasuk mereka yang masih bersekolah.
Dilansir TrenAsia.com dari laman South Morning China Post pada Kamis, 18 Januari 2024, tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16-24 tahun telah secara bertahap meningkat sejak tahun 2020, mencapai rekor tertinggi sebesar 21,3% pada bulan Juni 2023, tepat sebelum penghentian pengumuman selama bulan-bulan berikutnya.
- Deretan Musisi yang Bakal Jadi Headliner dan Lineup Coachella 2024, Siapa Saja?
- PGN Pasok Gas Bumi 8000 MMBTU per Bulan ke Pabrik Baru Mayora (MYOR) di Pasuruan
- Elnusa (ELSA) Kantongi Restu Perubahan Komisaris dan Direksi, Ini Rinciannya
Dikutip dari TrenAsia.com, seorang pakar yaitu dosen di King’s College London menyebut peningkatan pengangguran ini disebabkan oleh lingkungan bisnis yang keras.
“Tingkat pengangguran kaum muda di perkotaan meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2019 dan terus meningkat,” kata Sun Xin
“alasan fenomena ini adalah “lingkungan bisnis yang keras” terutama pengurangan perekrutan di perusahaan asing,” lanjutnya.
Sementara, sektor pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup sesuai dengan harapan para lulusan.
NBS juga menyebutkan perlunya "peningkatan dan optimalisasi" statistik survei angkatan kerja.
China saat ini sedang menghadapi tekanan untuk menciptakan lapangan kerja baru di tengah serangkaian tantangan yang menghambat pemulihan ekonominya.
Selain itu, China juga dihadapkan pada tekanan tambahan karena jumlah lulusan universitas mencapai rekor 11,79 juta yang akan memasuki pasar kerja tahun ini.
Bank sentral China juga menunda pengumuman survei deposito dari kuartal ketiga. Survei ini mengumpulkan data dari para penyimpan di daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri, untuk mengetahui pandangan mereka terhadap pasar kerja.