Sempat Terkendala Logistik, Produksi Mobil Listrik Tesla Naik Lagi
- Perusahaan kendaraan listrik milik orang terkaya dunia, Elon Musk kembali mengalami kenaikan
Industri
CALIFORNIA- Perusahaan kendaraan listrik milik orang terkaya dunia, Elon Musk kembali mengalami kenaikan. Kuartal ini, Tesla dilaporkan memproduksi 365.923 kendaraan. Dari produksi tersebut, 343.830 diantaranya akan segera dirilis di pasar.
Produksi dan pengiriman kendaraan listrik Tesla tercatat sebagai yang tertinggi sejak tahun lalu. Tahun lalu , produksi dan pengiriman penjualan dilaporkan merosot.
Pada kuartal pertama tahun lalu, Tesla dilaporkan mengirim 310.048 unit kendaraan listrik. Pada tahun kedua berkurang lagi menjadi 254.695 unit. Nilai ini terus merosot hingga kuartal ketiga tahun lalu yang hanya mengirimkan 241.300.
Meski melonjak, pengiriman masih jauh dari konsensus perkiraan analis pasar yang memprediksi pengiriman unit kendaraan Tesla mendekati 360.000.
Dari kendaraan yang diproduksi pada kuartal terakhir Tesla, 19.935 adalah Model S dan Model X, dan 345.988 adalah Model 3 dan Model Y yang lebih murah. Adapun untuk pengiriman, 18.672 diantranya adalah Model S dan X dan 325.158 adalah Model 3 dan Y.
Sekdar informasi, Tesla menjadikan tantangan logistik sebagai alasan perbedaan penghambat produksi Tesla kuartal ini. Dalm siaran persnya, Tesla juga mencatat ada peningkatan jumlah mobil yang dikirim dalam perjalanan akhir kuartal ini.
"Secara historis, volume pengiriman kami telah condong menjelang akhir setiap kuartal karena pembangunan batch regional mobil," kata Tesla Seperti dikutip TrenAsia.com dari Insider Senin, 3 Oktober 2022.
"Karena volume produksi kami terus tumbuh, menjadi semakin menantang untuk mengamankan kapasitas transportasi kendaraan dan dengan biaya yang wajar selama minggu-minggu puncak logistik ini," tambah Tesla.
Dalam dua kuartal terakhir, Tesla banyak mengalami hambatan. Salah satunya adalah masalah rantai pasokan. Ini diperburuk oleh invasi Rusia atas Ukraina. ditambah lagi, Tesla harus menghentikan operasional pabriknya di China l di tengah lonjakan kasus COVID-19 di kota itu.
Penutupan yang terjadi tentunya menjadi faktor yang menghambat produksi dan pengiriman.