Semuel Pangerapan Mundur, Apakah Budi Arie Akan Menyusul?
- Buntut peretasan Pusat Data Nasional (PDN) ini membuat Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, pengunduran dirinya akibat peretasan yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
Nasional
JAKARTA – Buntut peretasan Pusat Data Nasional (PDN) ini membuat Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, pengunduran dirinya akibat peretasan yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
“Saya menyatakan bahwa per tanggal 1 Juli kemarin saya sudah mengajukan surat pengunduran diri secara tertulis dan suratnya sudah saya serahkan kemarin kepada Menteri Kominfo. Terima kasih atas kerja samanya selama ini,” kata Semuel di kantor Kementerian Kominfo pada Kamis, 4 Juli 2024.
Semuel mengundurkan diri karena memiliki tanggung jawab moral sebagai direktur. Dia berharap kasus tersebut dapat ia selesaikan.
- Ambisi Hilirisasi Nikel: Realistis atau Salah Strategi?
- Mobil Listrik akan Kalah Laku, Ada Energi yang Lebih Murah
- Top 3 Saham Tambang LQ45 Paling Moncer dalam 6 Bulan Terakhir
“Harusnya selesai di saya karena ini adalah masalah yang harusnya saya tangani dengan baik. Itu alasan utamanya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, proses pemulihan data masih berlangsung. Semuel juga tidak memberikan penjelasan mengenai siapa yang akan menggantikan posisinya.
Di sisi lain, publik ramai mendesak Budi Arie untuk mundur dari jabatannya sebagai Menkominfo. Desakan ini muncul melalui sebuah petisi yang dibuat oleh organisasi Safenet dengan judul, “PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!”
Petisi tersebut dibuat pada 26 Juni 2024, enam hari setelah PDN menerima serangan ransomware. Hingga Kamis siang, pukul 11.40 WIB, petisi tersebut telah ditandatangani lebih dari 23.000 orang.
Melihat mundurnya salah satu anak buah Budi Arie, mestinya ini menjadi sindiran sendiri untuk Budi Arie. Namun, anak buahnya yang justru mundur mengambil tanggung jawab.
Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, menilai kondisi di Kemkominfo hari-hari ini adalah dampak barter politik yang menafikan kompetensi. Dia pesimistis Budi Arie akan mengikuti jejak Semuel meletakkan jabatan. “Sebenarnya boleh saja ada barter politik. Tapi untuk sektor yang kritis sebaiknya diserahkan pada profesional," ujarnya kepada TrenAsia, Kamis, 4 Juli 2024.
Alfons berharap ke depan pemerintah benar-benar memperhatikan kompetensi pejabat di setiap kementerian, terutama Kemkominfo. “Harapannya pemerintah yang baru nanti bisa mengevaluasi dan memperbaiki hal ini, ” tutur ahli IT Vaksincom itu.
Menanggapi desakan publik terhadap Budi Arie, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerahkan keputusan untuk mencopot Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya kira urusan ganti mengganti itu urusan presiden. Mengenai ganti Menteri itu urusannya hak prerogatif presiden,” kata Ma’ruf di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, 28 Juni 2024, dikutip dari video Sekretariat Wakil Presiden.
Dia menjelaskan, masalah peretasan PDN harus didalami oleh pemerintah. Meskipun memang, sudah ada anggapan umum bahwa data pemerintah sebelumnya sangat rentan.
“Pertama kita pulihkan dulu kan situasinya, baru kita cari sebabnya siapa yang harus disalahkan itu nanti,” katanya.
- Anak Buah Budie Arie Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Semuel Pangerapan
- Budi Harto: Bos BUMN Karya Yang Dipercaya Mengelola PMN Terbesar
- Tantangan dan Peluang BTPS di Tengah Dinamika Ekonomi dan Teknologi
Sebelumnya, Presiden Jokowi diminta tanggapan terkait desakan mundur yang masif kepada Menkominfo Budi Arie yang dinilai gagal menjaga data nasional karena server PDN diserang ransomware. Hal ini menyebabkan beberapa layanan publik terganggu. Bahkan, penyerang meminta tembusan US$8 juta.
“Semua sudah dievaluasi. Yang paling penting semuanya harus dicarikan solusinya agar tidak terjadi lagi, di-back up semua data nasional kita sehingga kalau ada kejadian kita tidak terkaget-kaget. Dan ini juga terjadi di negara-negara lain, bukan hanya di Indonesia saja,” ujar Presiden, dikutip dari setneg.go.id.
Adapun Budi Arie memilih mengelak saat ditanya soal tuntutan mundur yang dilayangkan padanya. “Saya no comment soal itu.”