Senang Nyerocos, Megawati Minta Ahok Selotip Mulutnya
- Megawati dengan nada bercanda menyarankan agar Ahok 'menselotip' mulutnya untuk mencegah berbicara terlalu banyak.
Nasional
JAKARTA - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar berhati-hati dalam memberikan pernyataan kepada publik. Pesan ini disampaikan oleh Megawati dalam pidatonya saat mengumumkan enam pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta.
Dalam pidatonya, Megawati menyebut rakyat Indonesia saat ini sudah semakin cerdas. Oleh karena itu, ia meminta Ahok untuk lebih bijak dalam berbicara dan tidak 'ember' atau terlalu banyak bicara.
Penekanan Megawati bahwa rakyat sudah pintar mencerminkan keyakinannya bahwa masyarakat Indonesia kini semakin memahami situasi politik dan mampu menilai pemimpinnya dengan bijak.
Bahkan, Megawati dengan nada bercanda menyarankan agar Ahok 'menselotip' mulutnya untuk mencegah berbicara terlalu banyak.
"Hanya ini (mulut), dulu saya pernah bilang ke Ahok, sampai tadi saya bilang, Pak Ahok selotip tetap berjalan toh? habis kesenangannya nyerocos saja gitu loh," ujar Megawati, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
- Apa Itu B50 yang BIsa Hemat Kas Negara hingga Rp300 Triliun?
- Penutupan LQ45 Hari Ini 26 Agustus 2024: Ditutup Naik 6,84 Poin, MDKA Paling Perkasa
- Penutupan IHSG Hari Ini 26 Agustus 2024: 25 Saham Kompak Naik
Sontak pernyataan Megawati tersebut langsung disambut tawa oleh para hadirin. Selain itu, Megawati juga mengingatkan Ahok agar tidak memberikan jumpa pers setelah acara tersebut selesai. Mega menekankan ini adalah perintah langsung dari Ketua Umum, yang harus dipatuhi.
"Terus saya bilang di luar banyak media, jangan mau diwawancara ya. Jadi, nanti tidak usah (wawancara), karena perintah ketum tidak boleh," tegas Megawati.
Mega juga menyampaikan apresiasi kepada Mahkamah Konstitusi yang menurutnya tetap memiliki nurani dan keberanian dalam menjalankan tugasnya.
"Jadi rakyat sekarang sudah ngerti, terutama alhamdulillah akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) hakim-hakimnya ternyata masih punya nurani dan keberanian. Saya tidak bisa bayangkan loh, kalau hukum di ini kan, dimainkan, padahal kan ada hierarki-nya gitu. Harus mengurus apa boleh buat, ya begitu hukum di Indonesia ini," tambah Mega.
- Apa Itu B50 yang BIsa Hemat Kas Negara hingga Rp300 Triliun?
- Penutupan LQ45 Hari Ini 26 Agustus 2024: Ditutup Naik 6,84 Poin, MDKA Paling Perkasa
- Penutupan IHSG Hari Ini 26 Agustus 2024: 25 Saham Kompak Naik
Ahok Sering Blunder
Ahok sempay menjadi sorotan nasional setelah ucapannya tentang Surat Al-Maidah ayat 51 dalam sebuah kunjungan kerja di Kepulauan Seribu pada tahun 2016.
Pernyataan tersebut dianggap menyinggung umat Islam, hingga memicu reaksi yang sangat luas dan akhirnya menimbulkan gelombang protes besar-besaran di seluruh Indonesia tertama di Jakarta yang kemudian dikenal sebagai Aksi 212.
Aksi 212, yang berlangsung pada tanggal 2 Desember 2016, menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia. Jutaan orang dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta untuk menuntut agar Ahok dihukum atas pernyataannya yang dianggap sebagai penistaan agama.
Massa aksi yang diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi Islam hingga masyarakat umum, menunjukkan betapa sensitifnya isu agama dalam politik Indonesia.
Proses hukum terhadap Ahok pun berjalan cepat. Setelah serangkaian demonstrasi dan desakan dari berbagai pihak, Ahok akhirnya didakwa dengan pasal penistaan agama.