<p>Pekerja menyelesaikan proses pembuatan produk olahan jahe di industri rumahan kawasan Bugel, Kota Tangerang, Banten, Jum&#8217;at, 2 Oktober 2020. Produk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) olahan jahe yang dijadikan sirup, serbuk dan permen jahe ini mendapatkan berkah ditengah pandemi, produksi dan penjualan meningkat tajam. Produk berbahan jahe menjadi tren dikalangan warga ditengah wabah corona. Warga mencari sirup olahan jahe untuk menjaga stamina  dan imunitas tubuh disaat pandemi Covid-19. Produk olahan jahe ditempat ini dijual dari harga Rp3 ribu hingga Rp35 ribu per buah. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Senilai Rp23,4 Triliun, Realisasi Banpres Usaha Mikro Capai 81,19 Persen

  • JAKARTA – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop UKM) melaporkan realisasi Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) telah mencapai Rp23,4 triliun atau setara 81,19% dari total anggaran. Banpres produktif ini telah disalurkan kepada 9,7 juta pelaku usaha mikro. Artinya, masih ada kesempatan kepada tiga juga pelaku usaha untuk mendapatkan bantuan ini […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop UKM) melaporkan realisasi Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) telah mencapai Rp23,4 triliun atau setara 81,19% dari total anggaran.

Banpres produktif ini telah disalurkan kepada 9,7 juta pelaku usaha mikro. Artinya, masih ada kesempatan kepada tiga juga pelaku usaha untuk mendapatkan bantuan ini hingga akhir tahun.

“Kami terus mengupayakan keseluruhan anggaran terserap hingga akhir tahun,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki keterangan virtual, Rabu, 25 November 2020.

Banpres ini, lanjut Teten ditujukan kepada pelaku usaha yang belum dapat mengakses pembiayaan dari perbankan. Sementara bagi pelaku usaha yang sudah berkoperasi dapat mengakses bantuan modal kerja koperasi melalui LPDB-KUMKM.

Program tersebut merupakan bagian dari pemulihan ekonomi nasional yang beralokasi sebesar Rp1 triliun. Teten mengklaim telah menyalurkan 100% dengan 63 koperasi penerima  atau sekitar 101 ribu UMKM.

Bahkan, LPDB-KUMKM juga mendapatkan suntikan anggaran senilai Rp292 miliar. Dana segar ini diperuntukan bagi Koperasi untuk menyerap produk petani atau nelayan.

Dalam kesempatan itu, Teten menyampaikan sejumlah program bantuan dari pemerintah senada dengan hasil hasil rapid survey Asian Development Bank (ADB).

Survey tersebut menunjukkan kebijakan yang paling dibutuhkan usaha mikro di masa pandemi COVID-19 in adalah pinjaman tanpa bunga dan agunan.

“Persisnya yaitu sebanyak 91,8 persen usaha mikro, serta 89,5 persen UMKM membutuhkan bantuan hibah,” tambahnya.