Senjata AS Senilai Lebih Rp100 Triliun Disita Taliban
- Peralatan militer yang disediakan Amerika untuk pemerintah Afghanistan senilai lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp103 triliun jatuh ke tangan Taliban.
Dunia
WASHINGTON- Peralatan militer yang disediakan Amerika untuk pemerintah Afghanistan senilai lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp103 triliun (kurs Rp14.800) jatuh ke tangan Taliban.
Badan pengawas Kementerian Pertahanan Amerika dalam laporan yang dirilis Selasa 16 Agustus 2022 menyebutkan sebagian besar pengeluaran adalah untuk kendaraan darat taktis seperti Humvee dan MRAP yakni sekitar US$4,12 miliar.
Barang lain yang hilang termasuk pesawat militer senilai US$923,3 juta dan amunisi pesawat senilai US$294,6. Sebagian pesawat yang ditinggalkan sudah didemiliterisasi,
Badan itu menambahkan bahwa Kantor Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Pentagon mengklaim pasukan Afghanistan sangat bergantung pada dukungan Amerika untuk memelihara armada pesawat dan kendaraan darat mereka. Tanpa dukungan berkelanjutan ini pengoperasian jangka panjang dari aset-aset tersebut akan terbatas.
- Merdeka Copper Gold (MDKA) Suntik Modal Anak Usaha Senilai Rp2,9 Triliun
- Ditinggal Starbucks, Rusia Bikin Kedai Kopi Tandingan Bernama Stars Coffee
- Adi Sarana Armada (ASSA) Dapat Pinjaman Rp300 Miliar dari Bank Muamalat, Mau Dipakai Apa?
Sebagaimana dikutip dari Washington Post Kamis 18 Agustus 2022, laporan itu juga mengatakan sekitar 316.000 senjata juga disita Taliban. Mereka termasuk senapan, senapan sniper, pistol, senapan mesin, peluncur roket dan howitzer. Nilai dari senjata-senjata ini sekitar US$ 511,8 juta. Sebelumnya mereka digunakan militer Afghanistan. Hanya saja kondisi senjata tersebut saat ini tidak diketahui.
Peralatan komunikasi, pendeteksi ledakan, penglihatan malam dan peralatan pengawasan lainnya juga ada dalam inventaris pemerintah Kabul ketika Taliban mengambil alih.
Laporan itu juga menyatakan bahwa militer Amerika telah menyingkirkan hampir semua peralatan utama selama penarikan. Kecuali beberapa kendaraan taktis yang dipindahkan ke kementerian pertahanan Afghanistan pada awal tahun 2021. Sementara beberapa kendaraan usang lainnya dihancurkan.
Antara tahun 2005 hingga 2021, Pentagon menghabiskan sekitar US$84 miliar dalam bentuk bantuan keamanan untuk pasukan Afghanistan. Dari jumlah itu sebanyak US$18,6 akan digunakan untuk membeli senjata.
Selama 16 tahun itu, badan pengawas menemukan Amerika menghabiskan US$612 juta untuk pengadaan 427.300 senjata. Mereka termasuk 258.300 senapan, 6.300 senapan sniper, 64.300 pistol, 56.155 senapan mesin, 31.000 peluncur granat serta 224 howitzer.
Laporan itu muncul di tengah kritik Partai Republik terhadap penanganan Presiden Biden terkait penarikan militer dari Afghanistan.
Anggota parlemen menuduh pemerintah menyesatkan rakyat Amerika. Partai Republik juga berjanji untuk mendapatkan jawaban dari Gedung Putih jika mereka mendapatkan kembali kendali Kongres dalam pemilihan paruh waktu November mendatang.
Partai Republik juga sedang mempersiapkan laporan mereka sendiri tentang penarikan yang kacau. Laporan kemungkinan akan menyalahkan pemerintah dalam merancang rencana penarikan yang memungkinkan Taliban untuk kembali berkuasa.