Sentimen Negatif Fed Rate Tumbuh Lagi, Nilai Kurs Rupiah Ditutup Melemah 13 Poin
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 29 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup di posisi Rp15.742,5 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah 13 poin sebagai dampak dari sentimen negatif suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 29 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup di posisi Rp15.742,5 perdolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 28 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup ditutup melemah 49 poin di level Rp15.722 perdolar AS.
- 8 Emiten Paling Terdampak Kenaikan Harga BBM
- UMP DKI Jakarta Naik 5,6 Persen
- Banyak Terobosan, Pelaku Industri Properti Optimistis Bisnis Akan Tetap Tumbuh Positif Tahun Depan
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pergerakan rupiah dalam waktu dekat ini dipengaruhi oleh sentimen dari The Fed yang bertolak belakang dengan indikasi perlambatan kenaikan suku bunga yang sempat disuratkan dalam risalah pertemuan bank sental AS.
Terbaru, Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa pihak bank sentral AS masih perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi hingga mencapai target di kisaran 2% secara tahunan.
Sementara itu, Presiden The Fed New York John Williams memaparkan dalam pidatonya di Economic Club of New York bahwa para pembuat kebijakan memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meredam inflasi yang dinilainya masih terlalu tinggi.
"Kebijakan suku bunga tinggi The Fed untuk menekan turun inflasi AS memicu penguatan dolar AS," ujar Ariston kepada TrenAsia, Selasa, 29 November 2022.
- Sempat Bersinar, Begini Tapak Tilas Runtuhnya FTX di Tangan Sam Bankman Fried
- Jahja Setiaatmadja: Indonesia Bebas Resesi 2023
- Arkeolog Mesir Temukan Hampir 300 Mumi di Sistem Terowongan Bawah Tanah
Selain sentimen suku bunga The Fed, demonstrasi besar-besaran yang berkobar di China pun berdampak kepada pelemahan nilai kurs rupiah.
Pasalnya, demonstrasi yang dipicu oleh penerapan pembatasan dalam kebijakan penanganan COVID-19 yang kembali melonjak itu telah mengganggu perekonomian China dan pada gilirannya turut berpengaruh kepada negara-negara mitra.