Seorang pekerja memeriksa mesin di sebuah pabrik di Higashiosaka, Jepang (Reuters/Sakura Murakami)
Dunia

Sentimen Produsen Jepang Merosot, Ancaman Bagi Pertumbuhan Ekonomi Global

  • Hilangnya kepercayaan bisnis menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan Jepang mungkin menjadi enggan untuk menaikkan upah yang cukup untuk mencapai inflasi yang stabil.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Keyakinan bisnis produsen Jepang merosot tajam pada bulan Februari dengan jumlah pesimis melebihi jumlah optimis untuk pertama kalinya dalam 10 bulan, temuan survei Reuters Tankan, menambah kekhawatiran tentang penurunan ekonomi lebih lanjut.

Jajak pendapat bulanan, yang secara dekat melacak tankan triwulanan Bank of Japan (BOJ), mengikuti data minggu lalu yang menunjukkan Jepang secara tak terduga jatuh ke dalam resesi pada kuartal keempat dan kehilangan posisinya sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah Jerman.

Hilangnya kepercayaan bisnis menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan Jepang mungkin menjadi enggan untuk menaikkan upah yang cukup untuk mencapai inflasi yang stabil, dan berkelanjutan di negara yang telah terperosok dalam pola pikir deflasi selama lebih dari satu dekade.

Dilansir dari Reuters Rabu, 21 Februari 2024, spekulasi tersebar luas bahwa Bank of Japan dapat keluar dari kebijakan suku bunga negatifnya pada awal Maret atau April, jika pertumbuhan upah dan harga cukup tinggi.

Survei Reuters Tankan adalah salah satu dari berbagai data yang secara cermat diperhatikan oleh BOJ dalam membuat penilaian semacam itu.

Survei terhadap 499 perusahaan besar non-keuangan Jepang menemukan bahwa sentimen produsen turun menjadi minus 1 pada bulan Februari dari plus 6 bulan sebelumnya, membukukan pembacaan negatif pertama sejak April tahun lalu. Indeks tersebut diperkirakan akan pulih menjadi plus 6 pada bulan Mei.

Indeks Reuters Tankan dihitung dengan mengurangkan persentase responden pesimistis dari responden optimis. Angka negatif berarti pesimis melebihi jumlah optimis. Sekitar setengah dari perusahaan yang disurvei menanggapi dengan syarat anonim.

“Konsumsi domestik melemah sejak tahun lalu. Penjualan mobil cukup baik, namun kenaikan harga menahan minat untuk permintaan konsumen, terutama untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari,” tulis seorang manajer perusahaan kimia dalam survei tersebut.

Indeks sektor jasa turun menjadi plus 26 pada bulan Februari dari 29 yang terlihat pada awal tahun ini. Indeks tersebut diperkirakan akan turun lebih jauh menjadi plus 23 pada bulan Mei.