<p>Awak Media memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum&#8217;at, 17 Juli 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan Jumat 17 Juli 2020.<br />
Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sentimen Vaksin Masih Kuat, Saham-Saham Farmasi Tetap Berkibar Kencang

  • JAKARTA – Sentimen positif dari datangnya vaksin Sinavoc di Indonesia masih mampu mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Selasa, 8 Desember 2020. Terbukti, IHSG pun kembali menguat 0,15% atau 9,11 poin ke level 5.939,87. Berdasarkan data RTI Business, indeks telah membukukan total transaksi Rp11,3 triliun dan 19,4 volume saham hingga […]

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Sentimen positif dari datangnya vaksin Sinavoc di Indonesia masih mampu mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Selasa, 8 Desember 2020.

Terbukti, IHSG pun kembali menguat 0,15% atau 9,11 poin ke level 5.939,87. Berdasarkan data RTI Business, indeks telah membukukan total transaksi Rp11,3 triliun dan 19,4 volume saham hingga sesi I perdagangan.

Sementara investor asing telah mencetak net buy Rp1,3 triliun dan net sell Rp1,8 triliun. Dengan demikian, nilai net foreign sell (NFS) hingga sesi I ini masih di kisaran Rp671,6 juta.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, euforia kedatangan vaksin masih menjadi pemicu utama pergerakan indeks hari ini. Selain itu, ungkapan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2020 juga telah menjadi katalis positif bagi pasar.

“Hal ini memberikan gambaran ekonomi dalam negeri secara perlahan mulai pulih akibat kejatuhan ekonomi Indonesia,” ungkap Nico dalam riset hariannya, Selasa, 8 Desember 2020.

Saham Cuan

Dua sentimen positif itu tak pelak membuat saham-saham di sektor farmasi kembali meraja pada perdagangan sesi I hari ini. PT Indofarma Tbk (INAF) menjadi saham yang paling kinclong dengan kenaikan 21,16%

Sepanjang sesi I, saham INAF telah diperdagangkan sebanyak 19.688 kali dengan total nilai Rp198,8 miliar. Mandiri Sekuritas masih menjadi top net buyers di saham INAF dengan nilai Rp2,4 miliar.

Pada saat bersamaan, investor asing juga turut mencatatkan net buy di saham INAF dengan nilai mencapai Rp7,1 miliar. Sementara aksi jual asing hanya senilai Rp4,4 miliar.

Selain INAF, ada juga nama produsen jarum suntik PT Itama Ronaraya Tbk (IRRA) yang turut melesat pada perdagangan sesi I. Saham IRRA terpantau melambung tinggi hingga 280 poin atau 19,44% ke level Rp1.720 per lembar.

Secara total, saham IRRA telah diperdagangkan sebanyak 40.393 kali dengan nilai mencapai Rp354,4 miliar. Indo Premier Sekuritas bertengger sebagai top net buyers di saham IRRA dengan total pembelian Rp10 miliar.

Namun demikian, investor asing rupanya sudah mulai melepas saham IRRA dengan catatan net buy Rp17,5 miliar dan net sell hanya Rp19,8 miliar. Dengan demikian, total NFS saham IRRA hari ini mencapai Rp2,31 miliar.

Terakhir, ada saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) yang juga turut melesat 18,51% atau 820 poin ke level Rp5.250 per lembar. KAEF mampu mencetak total transaksi hingga 66.809 kali dengan nilai Rp963,4 miliar.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi top net buyers dengan nilai transaksi Rp3,6 miliar. Sedangkan investor asing justru mencatatkan net sell di saham KAEF dengan nilai total Rp1.76 miliar.