<p>Petugas PLN merekam pencatatan meteran listrik di rumah warga kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 30 Juni 2020. PLN memastikan seluruh petugas pencatatan meter mendatangi langsung rumah pelanggan pascabayar untuk digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik bulan Juli 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sentuh Rp500 Triliun, Begini Cara Erick Redam Utang PLN

  • PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tercatat memiliki utang hingga Rp500 triliun. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun angkat suara soal perusahaan pelat merah bidang kelistrikan tersebut.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tercatat memiliki utang hingga Rp500 triliun. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun angkat suara soal perusahaan pelat merah bidang kelistrikan tersebut.

Menurut Erick, PLN sedang melakukan upaya efisiensi pengeluaran. Mantan Bos Inter Milan ini menyebut PLN menahan adanya capital expenditure (capex) atau belanja modal demi melonggarkan kondisi keuangan perusahaan.

Selain menekan capex, PLN juga mencari jalan tengah dengan renegosiasi bunga utang yang harus dibayar perseroan. Dari hasil negosiasi bersama beberapa kreditur, dana yang berhasil dihemat oleh PLN mencapai Rp30 triliun.

Capex itu menekan bisa sampai 24% cashflow atau nilainya setara Rp24 triliun dan PLN terus juga mengupayakan renegosiasi bunga utang,” kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis, 3 Juni 2021.

Renegosiasi itu masih akan dilakukan PLN dalam waktu dekat. Masih ada Rp95 triliun bunga utang yang coba ditekan PLN melalui mekanisme negosiasi tersebut. Erick pun meninjau perusahaan pelat merah itu sudah jauh lebih ‘sehat’ dibandingkan sebelum renegosiasi.

Alhamdulillah, lebih sehat, semua berkat upaya memperbaiki kinerja PLN,” jelas Erick.

Klaim Erick itu berkaitan dengan jumlah utang yang sudah menurun dari Rp649,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp500 triliun pada Juni 2021. Kendati mulai menyusut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Marunung mendorong Erick untuk segera menyelesaikan masalah utang di tubuh PLN.

“Utang tersebut setahu saya sebagian besar karena penugasan pemerintah kepada PLN. Jadi sebenarnya, pemerintah berkewajiban untuk membayarnya kepada PLN,” kata Martin.

Upaya PLN memperkokoh pendapatan baru-baru ini tampak dengan merambah ke bisnis internet murah. PLN melalui anak usahanya, PT Indonesia Connets plus (ICON+) meluncurkan layanan internet berbasis fiber optik bernama ICONNECT.

Layanan ini merupakan rebranding dari  produk fixed broadband internet sebelumnya yang dikenal dengan Stroomnet.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan kehadiran ICONNECT berangkat dari komitmen perseroan untuk terus berkontribusi menyediakan listrik bagi masyarakat.

“Kali ini, kami hadir dengan memberikan akses informasi yang cepat melalui penyediaan internet yang reliable, affordable, dan unlimited,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 1 Juni 2021. (RCS)