Sepakat Ganti Nama dan Bagi Dividen, Saham ADRO Malah Drop jadi Segini
- Jika diasumsikan total tambahan dividen final Rp41,7 triliun dan jumlah saham beredar Adaro sebanyak 30.758.665.900 saham, maka besaran dividen per sahamnya sekitar Rp1.355 per saham.
Korporasi
JAKARTA – Saham emiten batu bara, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terpantau terkoreksi pada akhir sesi I perdagangan Senin, 18 November 2024.
Siang ini, ADRO parkir di level Rp3.760 atau melemah 4,08%. Sudah sebanyak 137,99 juta saham Adaro ditransaksikan, frekuensi 24.656 kali, dan nilai transaksi Rp522,22 miliar.
Gerak saham ADRO ini bersamaan dengan digelarnya rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin, 18 November 2024. RUPSLB hari ini menghasilkan dua keputusan penting, yakni penggunaan sebagian saldo laba untuk dividen, serta perubahan nama perusahaan.
Para pemegang saham ADRO menyepakati, besaran maksimal dividen final tambahan. Direksi Adaro menyebutkan, perseroan bermaksud untuk mengusulkan kepada para pemegang saham perseroan untuk menyetujui penggunaan sebagian dari saldo laba perseroan per tanggal 31 Desember 2023 yang akan dibagikan sebagai tambahan dividen tunai final dalam jumlah sebesar-besarnya sampai dengan US$ 2,629 miliar atau sekitar Rp41,7 triliun (asumsi kurs Rp15.888/US$).
Jika diasumsikan total tambahan dividen final Rp41,7 triliun dan jumlah saham beredar Adaro sebanyak 30.758.665.900 saham, maka besaran dividen per sahamnya sekitar Rp1.355 per saham.
Direksi Adaro Energy (ADRO) menyatakan, perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai.
“Namun demikian, dalam rangka pengelolaan dana kas internal dan arus kas perseroan yang efisien, tidak menutup kemungkinan perseroan juga dapat menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai,” papar manajemen Adaro.
Ganti Nama
Selain itu, untuk mata acara kedua RUPSLB, ADRO menyutujui untuk mengganti nama perseroan dari sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Dalam koreksi pemanggilan RUPSLB, direksi ADRO menjelaskan, rencana perubahan nama perseroan merupakan salah satu langkah perseroan memperkenalkan identitas baru perseroan sebagai entitas induk yang akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green, setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan PUPS.
“Persetujuan untuk melakukan perubahan nama perseroan dan dengan demikian mengubah pasal 1 ayat (1) anggaran dasar perseroan,” sebut direksi Adaro.