logo
prabowo dan erdogan
Dunia

Sepakati CEPA, Turki Jadi Ladang Cuan Produk Indonesia

  • Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Indonesia dan Turki telah sepakat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). Kesepakatan ini diharapkan memperluas akses pasar dan meningkatkan kerja sama perdagangan antara kedua negara.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Indonesia dan Turki telah sepakat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). 

Kesepakatan ini diharapkan memperluas akses pasar dan meningkatkan kerja sama perdagangan antara kedua negara. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dan konferensi pers bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. 

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan antara dua negara dengan saling menguntungkan kedua negara, juga mempercepat finalisasi kesepakatan CEPA di antara kita," jelas Prabowo kala memberikan pernyataan pembuka saat pertemuan bilateral di hadapan para delegasi yang hadir, di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2024.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk mempercepat finalisasi CEPA guna mendorong perdagangan yang saling menguntungkan.

Selain membahas kerja sama ekonomi, kedua pemimpin menggelar pertemuan dalam forum Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High-Level Strategic Cooperation Council/HLSCC). 

Forum ini menjadi wadah bagi Indonesia dan Turki untuk membahas berbagai aspek kerja sama strategis yang mencakup perdagangan, investasi, pertahanan, serta inovasi teknologi.

Kunjungan kenegaraan ini semakin menegaskan hubungan bilateral yang kokoh dan solid antara Indonesia dan Turki. Presiden Erdogan menyatakan negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia dalam berbagai sektor strategis, termasuk industri dan infrastruktur.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno serta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono.

Kesepakatan CEPA yang tengah difinalisasi diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kedua negara, baik dalam hal peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, maupun stabilitas ekonomi di kawasan. 

"Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara," tambah Prabowo.

Ekspor Indonesia ke Turki

Turki telah lama menjadi mitra yang menguntungkan bagi Indonesia, dengan total nilai perdagangan mencapai US$2,4 miliar (sekitar Rp39,12 triliun/kurs Rp16.300), meningkat 12,29% dari tahun sebelumnya. 

Ekspor Indonesia ke Turki mengalami lonjakan signifikan sebesar 25,97% menjadi US$1,9 miliar (sekitar Rp30,97 triliun).

Salah satu produk unggulan ekspor Indonesia ke Turki adalah minyak kelapa sawit, yang menjadi penyumbang terbesar dengan volume 112,6 juta kg dan nilai US$195,1 juta (sekitar Rp3,18 triliun) selama periode Januari-November 2024. 

Selain itu, produk berbasis minyak nabati lainnya seperti margarin juga mencatat ekspor 25 juta kg dengan nilai US$25,2 juta (sekitar Rp410,76 miliar).

Pada sektor makanan olahan, ekspor Indonesia mencapai US$17,1 juta (sekitar Rp278,73 miliar) untuk berbagai produk serta US$12,5 juta (sekitar Rp203,75 miliar) khusus untuk roti dan kue. Sementara itu, minyak kelapa turut berkontribusi dengan nilai ekspor US$4,4 juta (sekitar Rp71,72 miliar).

Rempah-rempah Indonesia juga diminati di Turki, dengan ekspor cengkeh mencapai US$954 ribu (sekitar Rp15,56 miliar) untuk 562 ribu kg, serta lada hitam sebesar US$336 ribu (sekitar Rp5,48 miliar) untuk 52 ribu kg. 

Selain itu, Indonesia juga mengekspor pakan ternak berupa bungkil dan residu dengan volume 2 juta kg senilai US$1,8 juta (sekitar Rp29,34 miliar).

Namun, hubungan dagang kedua negara masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk fluktuasi harga komoditas global dan potensi kebijakan proteksionisme Turki yang dapat mempengaruhi ekspor Indonesia. 

Meski demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas pangsa pasar di Turki, terutama melalui perundingan tarif dan kerja sama dagang yang lebih erat.