Sepanjang 2020 Kilang Pertamina Produksi Plastik Polytam 46.702 Ton
JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) melalui Kilang Plaju melaporkan produksi plastik jenis Polytam sepanjang 2020 mencapai 46.702 ton. Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical KPI Ifki Sukarya mengatakan, selama pandemi pihaknya mencatat kenaikan permintaan, khususnya yang terkait industri makanan, minuman, dan kesehatan. Ia menjelaskan, Polytam merupakan salah satu produk berbahan baku polypropylene/polipropilena […]
Industri
JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) melalui Kilang Plaju melaporkan produksi plastik jenis Polytam sepanjang 2020 mencapai 46.702 ton.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical KPI Ifki Sukarya mengatakan, selama pandemi pihaknya mencatat kenaikan permintaan, khususnya yang terkait industri makanan, minuman, dan kesehatan.
Ia menjelaskan, Polytam merupakan salah satu produk berbahan baku polypropylene/polipropilena (PP) yang diproduksi di kilang Plaju, Sumatera Selatan sejak 2017.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Plastik ini, kata dia, lebih tahan panas dan mampu beroksidasi. Selain itu, ia juga memiliki ciri khas warna yang lebih putih dan bening, serta lebih mengkilat.
“Polytam aman meski bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman. Jadi, dapat digunakan sebagai wadah, kemasan, serta peralatan makanan dan minuman,” mengutip siaran tertulis, 18 Maret 2021.
Berbeda dengan plastik jenis polietilena tereftalat yang dijadikan produk sekali pakai, Ifki menyebut produk Polytam dapat digunakan berkali-kali tanpa risiko kesehatan. Keamanan ini juga menjadi jaminan digunakan dalam industri obat-obatan.
“Sifat ini mendukung prinsip keberlanjutan konsep circular economy, yaitu mengurangi sampah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada,” tutur Ifki.
Ia mengatakan, model circular economy berbeda dengan ekonomi konvensional. Oleh karena itu, seluruh emisi dan energi yang terbuang dapat diminimalisasi dengan meningkatkan durasi penggunaan dan umur produk.