Ilustrasi bank digital di Indonesia. Infografis: Deva Satria/TrenAsia
Korporasi

Sepanjang Tahun 2022, 10 Emiten Perbankan Ini Paling Anjlok Sahamnya!

  • Sebagian besar emiten bank yang sahamnya anjlok pada tahun ini mencapai harga tertingginya pada tahun 2021 sebelum kinerjanya merosot.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Tahun 2022 turut diwarnai oleh anjloknya saham sejumlah emiten perbankan yang ada di Indonesia, termasuk yang dikategorikan sebagai bank digital.

Sebagian besar emiten bank yang sahamnya anjlok pada tahun ini mencapai harga tertingginya pada tahun 2021 sebelum kinerjanya merosot. 

Berikut ini TrenAsia merangkum 10 emitan perbankan yang sahamnya paling anjlok sepanjang tahun 2022 berjalan (1 Januari-28 Desember).

1. PT Bank Jago Tbk (ARTO)

PT Bank Jago Tbk mencatat penurunan harga saham sebesar 79,68% dari Rp17.325 menjadi Rp3.520 perlembar. Sebelumnya, ARTO sempat menempati posisi harga tertinggi (all time high/ATH) di level Rp17.950 pada Juli 2021. 

2. PT Bank Raya Tbk (AGRO)

Harga saham PT Bank Raya Tbk mengalami penurunan 76,56% sejak awal tahun dari Rp1.715 menjadi Rp402 perlembar. Sama seperti ARTO, AGRO juga mencatat ATH pada Juli 2021, tepatnya di harga Rp2.446 perlembar saham.

3. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)

Harga saham BBYB merosot hingga 74,71% dari awal tahun hingga 28 Desember 2022, yang mana harganya menurun dari Rp2.570 ke posisi Rp650 perlembar. PT Bank Neo Commerce Tbk menempati posisi ATH di harga Rp2.800 pada Desember 2021.

4. PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) 

Pada awal tahun 2022, saham PT Bank Bumi Arta Tbk berada di posisi Rp3.180 perlembar. Angkanya menurun 70,4% menjadi Rp940 pada penutupan perdagangan 28 Desember 2022. BNBA pun menempati ATH pada bulan Desember 2021 seperti halnya BBYB, yakni di harga Rp4.590 perlembar.

5. PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP)

Pada perdagangan di awal tahun, harga saham PT Bank KB Bukopin Tbk menempati posisi Rp274 perlembar. Nilainya menurun 63,13% ke angka Rp101 perlembar pada penutupan perdagangan 28 Desember 2022. Sebelumnya, BBKB mencetak ATH pada Mei 2013, yakni di posisi Rp789,04 perlembar.

6. PT Bank Ganesha Tbk (BGTG)

PT Bank Ganesha Tbk mencatat harga sahamnya yang terperosok 60,4% dari Rp232,33 ke posisi Rp92 perlembar. Harga saham BGTG pun menempati level tertingginya pada Desember 2021, yakni di harga Rp321,11 perlembar.

7. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)

Harga saham BBHI merosot 59,8% dari Rp4.419,33 perlembar pada awal tahun menjadi Rp1.775 perlembar pada 28 Desember 2022. BBHI sempat mencapai ATH di tahun ini, tepatnya pada bulan April di posisi harga Rp6.500 perlembar. 

8. PT Bank Capital Tbk (BACA)

Dari harga Rp270 perlembar pada awal tahun, BACA mengalami penurunan 51,8% ke posisi Rp130 perlembar pada penutupan perdagangan 28 Desember. BACA menembus ATH di harga Rp780 perlembar pada Maret 2021.

9. PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)

Mencatat harga di Rp193 perlembar pada awal tahun, saham PT Bank QNB Indonesia Tbk menurun 46,6% ke angka Rp103 perlembar pada penutupan perdagangan 28 Desember 2022. 

10. PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC)

Harga saham PT Bank Victoria Internasional Tbk menurun 43,6% dari Rp190 ke posisi Rp107 perlembar. Harga BVIC mencapai ATH-nya pada Juni 2017 di angka Rp314 perlembar saham.