Kereta Kepresidenan tahun 2014 kala membawa Presiden SBY berkunjung ke daerah terdampak letusan Gunung Kelud
Nasional

Seputar Kereta Kepresidenan, Transportasi Khusus Kepala Negara

  • Penggunaan kereta api sebagai moda transportasi penunjang presiden dan wakilnya ini telah lama dilakukan di Indonesia.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin beserta istri Wury Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Cirebon dengan menggunakan kereta api. Rombongan Wapres tersebut bertolak melalui Stasiun Gambir menuju Stasiun Cirebon pada Jumat, 25 Agustus 2023. 

Wapres diketahui telah dua kali menggunakan kereta api dalam kunjungan kerjanya setelah beberapa waktu lalu juga menggunakan ular besi saat mengunjungi Kota Tuban melalui Stasiun Babat.

Penggunaan kereta api sebagai moda transportasi penunjang presiden dan wakilnya ini telah lama dilakukan. Pada masa Presiden pertama Ir. Soekarno, kereta memegang peran penting ketika membawa presiden pertama tersebut keluar dari Jakarta menuju Yogyakarta saat terjadi agresi militer Belanda. 

Presiden Soekarno juga diketahui kerap menggunakan kereta api dalam melakukan kunjungan di daerah. Seiring berjalannya waktu, penggunaan kereta untuk membawa presiden dan wakilnya makin mengalami berbagai kemajuan dan penyesuaian. 

Biasanya kereta kepresidenan berjalan diluar jadwal reguler dan sering disebut sebagai KLB (Kereta Luar Biasa) R1 atau R2. Dalam operasionalnya, umumnya kereta kepresidenan akan dihela oleh dua lokomotif sekaligus yang dipasangkan secara multiple unit (dua lokomotif digabung menjadi satu kendali). 

Lokomotif yang digunakan juga tidak asal sembarang dipilih. Terdapat kriteria khusus yang harus dipenuhi salah satunya yaitu lokomotif harus merupakan yang kondisinya paling sehat dan prima dibandingkan lainnya. 

Hal ini supaya tidak terjadi kendala saat digunakan untuk menarik rangkaian kereta khusus tersebut. Tidak hanya itu, lokomotif juga harus  memiliki tampilan luar yang kinclong dan bersih. 

Tidak hanya lokomotif saja yang merupakan lokomotif pilihan, kereta yang dipakai juga sama halnya. Terdapat kereta khusus yang memang dipergunakan untuk melayani penumpang VVIP seperti Presiden dan wakilnya yang disediakan oleh PT KAI.  

Kereta khusus tersebut berjumlah tiga unit dengan masing masing bernama Nusantara, Bali, Toraja. Masing-masing kereta tersebut memiliki fasilitas penunjang masing-masing.

Kereta Nusantara memiliki fasilitas balkon belakang dengan kaca lebar sehingga bila dirangkaiankan di ujung belakang dapat langsung melihat pemandangan dengan bebas. Kereta ini memiliki ruang utama yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan serta kamar tidur sebagai tempat istirahat bagi penumpang VVIP.

Kereta Bali

Selajutnya yaitu kereta Bali dan Toraja dimana kedua kereta ini memiliki fasilitas yang hampir sama secara umum. Kedua kereta ini memiliki ruang utama yang multifungsi serta dilengkapi dengan mini bar. 

Perbedaanya terletak pada ornamen interior dimana masing-masing kereta mengusung ornamen sesuai dengan nama yang disandangnya. Kedua kereta ini biasanya digunakan oleh para menteri dan pejabat lain yang turut dalam rombongan kereta Kepresidenan.

Ketika Kereta Kepresidenan hendak dijalankan, terdapat kereta yang bertugas sebagai sweeper. Kereta ini akan berjalan terlebih dahulu sebelum kereta yang membawa rombongan berangkat dari stasiun awal pemberangkatan. 

Kereta sweeper bertugas untuk memastikan jalur yang akan dilewati oleh Kereta Kepresidenan telah aman. Biasanya armada kereta sweeper ini berupa Kereta Inspeksi yang biasanya digunakan oleh direksi PT KAI.

Terkait pengiriman mobil kepresidenan ke lokasi kunjungan kerja Presiden dan wakilnya, PT KAI memiliki sarana Kereta Bagasi khusus untuk mengangkutnya. Mobil kepala negara beserta kendaraan pengawalnya akan dimuat dalam Kereta Bagasi khusus ini.

Kemudian akan dirangkaikan pada kereta penumpang yang melintasi stasiun tujuan dari kunjungan kerja Presiden dan wakilnya. Biasanya, kendaraan tersebut dikirim beberapa hari sebelum pelaksanaan kunjungan.

Penggunaan kereta api sebagai moda transportasi untuk membawa Presiden dan wakilnya tidak setiap saat dilakukan dan menyesuaikan permintaan dari yang bersangkutan. 

Namun dalam kondisi darurat seperti pada tahun 2014 saat Gunung Kelud meletus dan abunya menyebabkan penerbangan terganggu, Kereta Kepresidenan memegang peran penting untuk menghantarkan rombongan presiden meninjau lokasi terdampak akibat letusan gunung tersebut.