drone.jpg
Dunia

Serangan Drone Jarak Jauh Rusia Mencapai Fase Baru

  • Jumlah serangan pesawat nirawak yang tinggi dan berkelanjutan juga dapat membuat musim dingin ini menjadi musim dingin terberat bagi Ukraina.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Serangan pesawat nirawak strategis Rusia terhadap Ukraina telah mencapai intensitas baru. Serangan yang meningkat secara bertahap sepanjang tahun 2024, kini telah melonjak drastis.

Selama bulan September dilaporkan ada lebih dari 1300 pesawat nirawak jarak jauh Shahed yang dikgunakan Rusia untuk menyerang Ukraina. Angka ini jauh lebih tinggi daripada bulan-bulan sebelumnya.  Data ini dikumpulkan dengan cermat oleh ShahedTracker. “September juga menjadi bulan pertama serangan pesawat nirawak tercatat setiap hari,” tulis ShahedTracker dikutip Forbes Kamis 3 Oktober 2024.

Sebagian besar pesawat nirawak ditembak jatuh. Tetapi beberapa berhasil menembus dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. Jumlah serangan pesawat nirawak yang tinggi dan berkelanjutan juga dapat membuat musim dingin ini menjadi musim dingin terberat bagi Ukraina.

Meskipun Ukraina melaporkan semua drone ini hanya sebagai Shahed, terdapat peningkatan tanda-tanda bahwa pesawat rancangan Iran tersebut dilengkapi dengan setidaknya tiga jenis drone lain. Beberapa di antaranya dilaporkan dipasok langsung oleh China.

Data serangan drone jarak jauh Rusia ke Ukraina selama 2024/ShahedTracker

Serangan-serangan ini sangat penting dan strategis. Infrastruktur listrik Ukraina sudah rusak parah. Di musim dingin skenario terbaiknya adalah pemadaman listrik selama empat jam sehari. Tetapi bisa juga berakhir dengan kegelapan selama 20 jam atau lebih sehari di tengah musim dingin yang membekukan di Ukraina.

Jika serangan terus berlanjut pada tingkat yang meningkat sepanjang musim dingin, hal itu dapat berdampak besar pada ekonomi dan moral Ukraina. 

Lantas senjata apa yang dibawa Rusia untuk melakukan pemboman jarak jauh ini?

1. Shahed

Andalan serangan tetaplah Shahed-136, yang dikenal di Rusia sebagai Geran-2. Shahed-136 adalah drone serang satu arah yang dikembangkan oleh Iran. Pesawat memiliki lebar sayap sekitar 2 meter, membawa hulu ledak sekitar 45 kg dan jangkauan sekitar 1.000 km. 

Mesin baling-baling dengan kecepatan jelajah 180 km berarti Shahed lebih lambat, kurang bertenaga, dan lebih mudah ditembak jatuh daripada rudal jelajah tradisional. Tetapi harganya jauh lebih murah dan dapat diproduksi dalam skala besar. Rusia membuat Shahed di pabrik baru raksasa di Alabuga.

Telah terlihat beberapa modifikasi dari Shahed dasar. Versi baru memiliki setidaknya tiga jenis hulu ledak. Beberapa juga membawa modem seluler 4G yang berkomunikasi melalui jaringan telepon seluler Ukraina . Baru -baru ini Shahed ditemukan dengan komunikasi Starlink . Lapisan hitam, yang konon menyerap radar  mungkin agar tidak terlalu terlihat di malam hari kini menjadi standar.

Gelombang Shahed sebelumnya datang pada level yang sangat rendah. Tetapi  sekarang dengan maraknya kelompok pertahanan udara mobile, mereka mendekat pada ketinggian tinggi hingga mencapai target. Ini menjadikan mereka hanya dapat dijatuhkan oleh rudal mahal atau oleh pesawat terbang dan helikopter . Menurut perkiraan sejumlah laporan  Rusia bermaksud memproduksi 500 Shahed per bulan. 

Drone Iltamas

Italmas: Drone Pusat Perbelanjaan

Pada  Agustus 2023  sejumlah para penyewa diusir dari pusat perbelanjaan Italmas , sekitar 1000 km di sebelah timur Moskow. Gedung tersebut diakuisisi oleh perusahaan Aersocan yang memproduksi drone. Produksi dari pabrik ini meliputi Izdelie 54 ('Produk 54') yang digambarkan sebagai amunisi yang dapat terbang dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer . 

Selain itu ada Produk 52 dan Produk 53 dari anak perusahaan Aersocan, ZALA. Ini adalah dua versi drone taktis kamikaze Lancet yang sangat sukses. Sementara Produk 55 adalah FPV kamikaze yang 'anti-jamming’.

Menjelang akhir tahun 2023, media Rusia melaporkan drone baru tersebut sedang beraksi. Drone tersebut digambarkan lebih kecil dari Shahed  dan mesinnya mengeluarkan suara yang berbeda. Drone ini diidentifikasi pada Produk-54 dan diberi julukan Italmas. Yang lain menyebutnya 'mesin pemotong rumput' dari suara mesinnya. Ini untuk membedakannya dari Shahed, yang disebut 'moped'.

Italmas memiliki mesin tipe DLE 60 . Mesin 60 cc yang populer untuk drone hobi dari produsen mesin DLE asal China. Mesin ini menghasilkan tenaga yan jauh lebih kecil daripada mesin MD550 Shahed. Ini memperkuat kesan bahwa Italmas adalah drone yang lebih ringan dan murah dengan hulu ledak kecil. Mereka digunakan untuk menambah jumlah dan membingungkan pasukan alwan.

Gerbera

Gerbera: Adik Perempuan Shahed

Unit Rusia yang disebut Falcons Stalin memposting rincian lebih lanjut dalam sebuah video akhir bulan itu . Mereka mengatakan drone baru itu disebut Gerbera. Pesawat nir awak ini dapat melakukan misi pengintaian atau umpan selain serangan kamikaze. 

Gerbera memiliki kamera di hidungnya. Dan video menunjukkan dia dapat dipandu secara visual ke target. Unit yang ditangkap juga memiliki kartu SIM dan modem. Jadi secara teori dapat dipandu dari jarak jauh melalui jaringan telepon seluler. Ini adalah produk dari Biro Desain Gastello

Gerbera digambarkan sebagai adik perempuan Shahed. Lagi-lagi ini menyiratkan muatan yang lebih kecil. Rincian lebih lanjut seperti hulu ledak dan jangkauannya tidak diketahui. Tetapi mengingat Gerbera dijatuhkan di luar Kyiv, dia dapat menempuh jarak setidaknya beberapa ratus kilometer. Sumber-sumber Ukraina menyatakan bahwa peran utama Gerbera adalah sebagai umpan.

Garpiya-3

Drone baru yang paling mengkhawatirkan adalah Garpiya-3 (“Harpy-3”) yang berarti bunga. Menurut laporan di Reuters  Garpiya-3 dirancang oleh anak perusahaan perusahaan senjata milik negara Rusia Almaz-Antey. Drone memiliki jangkauan sekitar 2.000 km  mil dengan hulu ledak 50 kilo.

Menurut Reuters, Garpiya-3 tidak hanya menggunakan komponen China, tetapi juga akan diproduksi dalam skala besar di sebuah pabrik di China.

Kita sudah tahu bahwa China membuat pesawat nirawak serang tipe Shahed. Sebuah video dari September 2023 memperlihatkan uji coba pesawat nirawak Sunflower-200 milik China. Nama lain dari dari bunga dan tampaknya merupakan tiruan langsung dari Shahed. 

Satu perusahaan China bahkan sempat menawarkan tiruan Shahed lainnya di pasar daring Ali Baba . Dijual secara resmi untuk survei, pemetaan, inspeksi', XHZ-50 seharga US$57.000. Drone dapat membaw muatan 50 kilogram. 

Jika China benar-benar menggunakan kapasitas pesawat nirawak industrinya untuk memasok senjata strategis kepada Rusia, maka jumlah pesawat nirawak tersebut hanya akan dibatasi oleh kemampuan Rusia untuk membayarnya.  Reuters telah melihat dokumen yang menunjukkan bahwa dua Garpiya-3 telah dikirimkan ke Almaz-Antey di Rusia melalui perantara Rusia. Tanggal pengirimannya tidak diketahui. Jadi pengiriman yang lebih besar mungkin telah dilakukan.

Ukraina mengklaim telah memukul mundur gelombang 400-600 Shahed setiap bulan. Melawan dua atau tiga kali lipat jumlah itu dengan cadangan rudal permukaan-ke-udara yang semakin menipis akan menjadi tantangan yang lebih besar. Infrastruktur telah mengalami pukulan hebat selama dua setengah tahun terakhir, dan pemboman lebih lanjut yang intens dapat merusaknya.

Diskriminasi yang lebih besar itu penting. Jika pertahanan udara Ukraina dapat memisahkan Gerbera dan Italma yang lebih kecil, mereka dapat memusatkan upaya mereka pada ancaman yang sebenarnya. Dan jika pesawat nirawak pencegat  baru  yang telah efektif melawan drone Rusia termasuk Shahed, mereka akan menjadi pengubah permainan.

Dua hal yang jelas. Pertama, Ukraina membutuhkan pertahanan udara yang lebih baik. Kedua setidaknya hingga saat ini sangat sedikit  negara yang siap menghadapi serangan pesawat drone massal.