Serangan Israel ke Palestina Tak Berdampak ke Ekspor RI
- Ekspor Indonesia ke Palestina dari Januari sampai Oktober 2023 hanya sebesar 0,0011% atau memiliki andil sangat kecil
Industri
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, genosida yang dilakukan Israel terhadap penduduk Palestina, tidak berdampak signifikan terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan pasalnya, jika melihat data ekspor Indonesia ke Palestina dari Januari sampai Oktober 2023 hanya sebesar 0,0011% atau memiliki andil sangat kecil.
"Dapat disimpulkan kondisi politik di kedua negara tersebut tidak signifikan terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia," katanya dalam rilis BPS pada Rabu, 15 November 2023.
- Inggris Teken Kesepakatan Dagang dengan Gubernur Florida
- Bulog Segera Distribusikan 20 Ribu Ton Jagung Pakan ke Peternak
- Jokowi Boyong Kesepakatan Bisnis Rp400 Triliun dari AS
Sementara itu, Israel hanya mencapai 0,07% terhadap total ekspor Indonesia pada periode yang sama. Kondisi politik di Ukraine-Rusia juga tidak signifikan berpengaruh terbadap kinerja perdagangan internasional di Indonesia dimana komoditas utama impor dari Ukraina adalah serealia.
Melansir data BPS, untuk komoditas utama ekspor ke Israel adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS15), kemudian alas kaki (HS 64) dan mesin atau elektrik, perlengkapannya (HS 85).
Untuk komoditas impor utama asal israel adalah mesin dan pesawat mekanik, kemudian perkakas atau perangkat potong (HS 82), mesin dan peralatan listrik (HS 85).
Adapun diberitakan sebelumnya, nilai impor Indonesia Oktober 2023 mencapai US$18,67 miliar, ikut turun 2,42% dibandingkan Oktober 2022.
Impor migas Oktober 2023 senilai US$3,21 miliar, turun 4,68% dibandingkan Oktober 2022. Impor nonmigas Oktober 2023 senilai US$15,46 miliar, turun 1,94% dibandingkan Oktober 2022.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Oktober 2023 dibandingkan September 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$386,8 juta. Sementara penurunan terbesar adalah besi dan baja US$47,4 juta.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Oktober 2023 adalah Tiongkok US$51,03 miliar, disusul Jepang US$13,92 miliar dan Thailand US$8,55 miliar.