Serangan Rudal Rusia Disebut Semakin Teratur
- Serangkaian serangan drone dan rudal Rusia saat ini disebut semakin teratur. Target mereka juga lebih fokus.
Dunia
KYIV-Serangkaian serangan drone dan rudal Rusia saat ini disebut semakin teratur. Target mereka juga lebih fokus.
Dalam beberapa hari terakhir serangan Rusia menghantam sejumlah gudang senjata. Mereka termasuk di Pavlograd dan di Khmelnitsky. Keduanya memunculkan ledakan dahsyat. Gudang pasokan bahak bakar dan makanan di Odessa juga telah menjadi sasaran.
Pasukan Rusia telah melakukan setidaknya 10 rangkaian serangan di seluruh Ukraina khususnya di daerah belakang sejak 19 April 2023. Lembaga pemikir Institute for the Study of War (ISW) menyebut karakter serangan Rusia saat ini jelas berbeda dibandingkan dengan kampanye mereka melawan infrastruktur kritis Ukraina dari musim gugur 2022 hingga musim dingin 2023. Saat itu target serangan juga fokus ke sistem energi.
Lembaga yang berbasis di Washington tersebut dalam analisanya Minggu 14 Mei 2023 juga mengatakan Rusia terlihat lebih menghemat amunisi presisi mereka untuk target-target penting. Sementara untuk serangan besar mereka jelas semakin bergantung pada drone Shahed buatan Iran. Drone ini diluncurkan dalam jumlah besar untuk membanjiri sistem pertahanan udara Ukraina.
- Kaum Muda Guncang Pemilu Thailand
- BPS: Impor RI Turun 25,45 Persen jadi Rp227,55 Triliun pada April 2023
- Jokowi: Hilirisasi Jalan Terus Siapapun Pemimpinnya
“Pasukan Rusia kemungkinan akan melakukan serangkaian serangan hampir setiap hari. Ini untuk menunjukkan mereka berhasil membatasi potensi operasi balasan Ukraina yang sedang direncanakan,” tulis ISW.
Pertempuran Bakhmut
Sementara itu di Bahkmut pertempuran darat terus terjadi dengan sengit. Pasukan Ukraina terus mencoba melakukan serangan balik di sekitar kota tersebut. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar melaporkan bahwa mereka merebut lebih dari 10 posisi Rusia di pinggiran utara dan selatan Bakhmut sepanjang hari pada 14 Mei.
Sementara bloger militer Rusia mengklaim pasukan Ukraina menyerang ke arah Berkhivka, Klishchiivka, dan Kurdimivka. Mereka mengambil posisi baru di dekat permukiman dan juga maju ke arah Yahidne dari arah Bohdanivka.
Sedangkan pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengklaim bahwa pasukan Ukraina tidak melakukan serangan apa pun pada malam tanggal 13 hingga 14 Mei. Namun juru Bicara Kelompok Pasukan Ukraina Timur Kolonel Serhiy Cherevaty menekankan pada 14 Mei bahwa tujuan utama Ukraina di Bakhmut adalah untuk menghancurkan area konsentrasi Rusia dan mengepung kota. Bukan untuk melakukan serangan frontal.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia memuji upaya pertahanan Rusia melawan serangan balik Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia memuji upaya pertahanan Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-4 Rusia di selatan Ivanivske, Brigade Senapan Bermotor Pengawal Terpisah ke-200 di timur Bohdanivka, dan Pengawal Bermotor ke-6 Divisi Senapan di area yang tidak ditentukan di garis Soledar-Bakhmut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukan Rusia memukul mundur semua serangan balik Ukraina. Namun mereka mengakui Komandan Brigade ke-4 Kolonel Vyacheslav Makarov dan Wakil Komandan untuk Korps Angkatan Darat Luhansk ke-2 Kolonel Yevgeny Brovko meninggal saat memimpin pertempuran.
Bantuan Jerman
Di bagian lain itu Jerman pada Sabtu mengumumkan bantuan militer senilai 2,7 miliar euro atau sekitar Rp43,84 triliun. Ini adalah bantuan terbesar yang diberikan Jerman sejak invasi Rusia ke Ukraina. Jerman juga menjanjikan bantuan lebih jauh lagi untuk Ukraina selama dibutuhkan.
Der Spiegel melaporkan bantuan termasuk 30 tank Leopard 1 A5, 20 pengangkut personel lapis baja Marder, lebih dari 100 kendaraan tempur, 18 Howitzer self-propelled, 200 drone pengintai, empat sistem pertahanan udara IRIS-T SLM serta peralatan pertahanan udara lainnya.
Dukungan militer Jerman untuk Ukraina telah berkembang dari waktu ke waktu. Negara tersebut awalnya menolak seruan untuk menyediakan persenjataan ke Kyiv. Mereka hanya setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan peralatan medis.
Dalam perubahan kebijakan utama awal tahun ini, Berlin mengumumkan akan memberi Kyiv tank tempur Leopard 2. Kemudian pada bulan April, Berlin juga berkomitmen untuk mengirimkan sistem antipesawat Gepard. Dengan bantuan terkahir ini maka Jerman kini menjadi salah satu negara pemberi bantuan terbesar kepada Ukraina.