Serangan Simpatisan ISIS di AS Jadi Bukti Sel Teroris Tersebut Masih Eksis
- Shamsud-Din Jabbar, veteran tentara AS, melakukan serangan mematikan di French Quarter, New Orleans, menewaskan 15 orang. Investigasi mengungkap dugaan keterkaitannya dengan ISIS,
Nasional
JAKARTA - Pada Rabu 1 Januari 2024, Shamsud-Din Jabbar (42), seorang veteran Angkatan Darat AS, melakukan serangan mematikan di French Quarter, New Orleans. Jabbar menggunakan truk untuk menyerang kerumunan, menewaskan 15 orang dan melukai sekitar 30 lainnya. Pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi di tempat kejadian.
Didalam Truk tersebut, Jabbar diketahui membawa bendera ISIS, memicu dugaan keterkaitan aksi yang ia lakukan dengan organisasi teroris internasional. Penyelidikan oleh FBI juga menemukan senjata dan perangkat eksplosif di lokasi serangan.
Presiden Joe Biden mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan "keji", Biden juga mengungkap bahwa Jabbar sempat memposting video yang menunjukkan afiliasinya dengan ISIS sebelum insiden terjadi. Pertandingan bola Bowling, “Sugar Bowl” yang dijadwalkan berlangsung di New Orleans terpaksa ditunda untuk memastikan keamanan di kota tersebut.
- BBNI dan BBRI Pimpin Lonjakan Saham Big Banks di Hari Perdana Bursa 2025
- Selain Bitcoin, Ini Aset Kripto Potensial di Tahun 2025
- Ini Kriteria Kendaraan Bermotor yang Kena PPN 12 Persen
Shamsud-Din Jabbar diketahui merupakan mantan sersan staf Angkatan Darat AS yang pernah bertugas di Afghanistan dari tahun 2009 hingga 2010. Setelah meninggalkan militer, ia bekerja di sektor real estate di Houston. Meski tidak ada catatan kriminal sebelumnya, indikasi radikalisasi melalui media sosial menjadi perhatian dalam penyelidikan lebih lanjut.
"Kami tidak percaya bahwa Jabbar bertindak sendirian. Kami sedang secara agresif menelusuri setiap petunjuk, termasuk mereka yang diketahui berhubungan dengannya," ungkap Asisten Agen Khusus FBI yang Bertugas, Alethea Duncan, dilasnir Reuters, Kamis, 2 Februari 2024.
Sebenarnya, polisi telah menyiapkan penghalang darurat di sekitar area French Quarter. Namun, Jabbar berhasil menerobos pengamanan tersebut. Proyek penggantian penghalang darurat dengan penghalang permanen dijadwalkan selesai sebelum pelaksanaan Super Bowl pada Februari 2025.
- BBNI dan BBRI Pimpin Lonjakan Saham Big Banks di Hari Perdana Bursa 2025
- Selain Bitcoin, Ini Aset Kripto Potensial di Tahun 2025
- Ini Kriteria Kendaraan Bermotor yang Kena PPN 12 Persen
Sel ISIS Masih Eksis di Dunia
ISIS, meskipun sudah jauh melemah dibandingkan masa kejayaannya pada tahun 2014–2017, tetap menjadi ancaman global yang signifikan. Di Timur Tengah, kekuatan inti ISIS yang diperkirakan mencapai 10.000 anggota kini mengandalkan taktik sel tidur dan serangan gerilya untuk tetap relevan, terutama di Irak dan Suriah.
Namun, cabang-cabang ISIS di Afrika menunjukkan pertumbuhan yang pesat dengan memanfaatkan ketidakstabilan politik dan konflik lokal. Kawasan seperti Sahel, Uganda, Kongo, dan Sudan menjadi pusat aktivitas baru mereka, kondisi ini tentunya memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah-wilayah tersebut.
Selain itu, ideologi ISIS juga terus menginspirasi individu di negara-negara Barat untuk melakukan serangan sebagai "lone wolf." Contoh nyata dari ancaman ini adalah rencana penyerangan konser di Wina oleh seorang pemuda Austria, serta serangan di New Orleans diatas.
Berbagai serangan “lone wolf” menyoroti kemampuan ISIS untuk memengaruhi individu melalui propaganda online mereka. Meski aktivitas inti mereka melemah di Timur Tengah, ancaman dari simpatisan dan cabang-cabang mereka menunjukkan bahwa kelompok ini tetap menjadi tantangan besar bagi keamanan global, membutuhkan upaya berkelanjutan untuk mengatasi ideologi mereka serta membatasi pertumbuhan cabang-cabang di wilayah-wilayah rentan.